Global Tiger Day merupakan perayaan Hari Harimau se-jagad raya. Perayaannya jatuh pada tanggal 29 Juli setiap tahunnya. Di Indonesia, peringatan Hari Harimau ini menjadi satu rangkaian peringatan hari konservasi sumber daya alam. Universitas Lampung bergandengan tangan dengan Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) merayakannya dengan membuat sebuah diskusi interaktif dengan tajuk “Hariamau Sumatera, Harimau Indonesia, Harimau Kita” di Aula Perpustakaan Universitas Lampung.
Acara ini merupakan ajang dialog dari berbagai komponen terkait konservasi, khususnya harimau. Tujuannya jelas, agar harimau sumatera tidak bernasib sama dengan harimau jawa dan harimau bali yang saat ini hanya menjadi cerita belaka. Dalam acara ini, hadir tokoh-tokoh penting dalam bidang konservasi, termasuk Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kepala Seksi III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, kepolisian,akademisi, pemerintah daerah, non goverment organization (NGO) bidang konservasi, mahasiswa dan wartawan.
Lampung, merupakan sebuah provinsi yang dikarunia dengan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang luar biasa. Paling tidak, ada tiga lokasi istimewa di Lapung, yaitu, TNWK, TNBBS dan Cagar Alam-Cagar Alam Laut Krakatau. Ketiga area konservasi ini mempunya karakter dan keunikan masing-masing.
TNBSS merupakan bagian dari bukan barisan yang menjadi benteng pertahanan pulau sumatera dari tekanan tektonik. Satwa penting di TNBBS adalah harimau, gajah dan badak. Badak mempunyai daya jelajah rendah, namun gajah dan harimau mempunyai daya jelajah yang tinggi. TNBBS ditetapkan sebagai tropical rainforest heritage of sumatera oleh UNESCO karena memiliki outstanding universal value yang tidak hanya didukung oleh keindahan alamnya, namun juga karena keanekaragaman hayatinya yang tinggi.
TNWK memiliki nilai penting bagi upaya konservasi di Indonesia karena mempunyai satwa kunci gajah, badak, harimau, beruang madu, dan tapir. TNWK yang baru saja mendapatkan predikat sebagai ASEAN Heritage Park menjadi salah satu kantung terakhir dari pelestarian in situ harimau sumatera. Dalam upaya konservasinya, TNWK juga menggandeng mitra konservasi, baik dari NGO maupun masyarakat di daerah penyangga TNWK.
Perkembangan konservasi harimau didukung oleh berbagai pihak, termasuk BKSDA dan kepolisian terkait perburuan dan perdagangan harimau (dan satwa liar pada umumnya). Forum Harimau Kita juga menambahkan latest update kondisi harimau sumatera dari Aceh hingga Lampung.
Dalam diskusi interaktif ini juga dilakukan deklarasi sebagai bentuk dukungan berbagai komponen terkait terhadap upaya konservasi harimau. Beberapa simpulan acara menunggu follow up dan sinergi berbagai pihak agar pemikiran yang berhasil dirumuskan tidak hanya menjadi sebuah wacana.
Semoga harimau sumatera bukan hanya sebagai legenda!