konsep
pengertian
PENELITIAN
|
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN INVENTORI SPOK TUAH ARAHAN DIRI
SEBAGAI PERANTI BIMBINGAN KARIR DALAM MEMBANTU KLIEN MEMAHAMI KECENDERUNGAN KEPRIBADIANNYA
LAPORAN PENELITIAN
Oleh
Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2007
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN INVENTORI SPOK TUAH ARAHAN DIRI
SEBAGAI PERANTI BIMBINGAN KARIR DALAM MEMBANTU KLIEN MEMAHAMI KECENDERUNGAN KEPRIBADIANNYA
LAPORAN PENELITIAN
Oleh
Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
Dibiayai oleh DIPA PNBP Unila 2007
Departemen Pendidikan Nasional RI
Nomor Kontrak: 2324/J.26/KEG. 4282/2007
Tanggal 04 Juni 2007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2007
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
1. a. Judul Penelitian : Keefektifan Penggunaan Inventori Spok Tuah Arahan
Diri sebagai Peranti Bimbingan Karir dalam
Membantu Klien Memahami Kecenderungan
Kepribadiannya.
b. Bidang Ilmu : Pendidikan (Bimbingan dan Konseling Karier)
c. Katagori Penelitian : Pengembangan Ilmu, Pengetahuan, dan Seni
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pangkat/Gol/NIP : Pembina/IV/a/131602262
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Fakultas/Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Pendidikan
f. Pusat Penelitian : Universitas Lampung
3. Lokasi Penelitian : SMA YP Unila
4. Jangka waktu penelitian : Enam bulan
6. Biaya penelitian : Rp. 3.000.000,00
Sumber dana : DIPA DNBP UNILA 2007
Bandarlampung, 12 Maret 2007.
Mengetahui Ketua Peneliti,
a.n Dekan FKIP Unila,
Pembantu Dekan I,
Drs. Bujang Rahman, M.Si. Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
NIP. 131473400 NIP. 131602262
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian,
Dr. John Hendri, M.Si.
NIP. 131692050
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
1. a. Judul Penelitian : Keefektifan Penggunaan Inventori Spok Tuah Arahan
Diri sebagai Peranti Bimbingan Karir dalam Membantu
Klien Memahami Kecenderungan Kepribadiannya.
b. Bidang Ilmu : Pendidikan (Bimbingan dan Konseling Karier)
c. Katagori Penelitian : Pengembangan Ilmu, Pengetahuan, dan Seni
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pangkat/Gol/NIP : Pembina/IV/a/131602262
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Fakultas/Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Pendidikan
f. Pusat Penelitian : Universitas Lampung
3. Lokasi Penelitian : SMA YP Unila
4. Jangka waktu penelitian : Enam bulan
6. Biaya penelitian : Rp. 3.000.000,00
Sumber dana : DIPA DNBP UNILA 2007
Bandarlampung, 12 Maret 2007.
Mengetahui Ketua Peneliti,
Dekan FKIP Unila,
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Si. Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
NIP. 130935935 NIP. 131602262
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian,
Dr. John Hendri, M.Si.
NIP. 131692050
RINGKASAN DAN SUMMARY
KEFEKTIFAN PENGGUNAAN INVENTORI SPOK TUAH ARAHAN DIRI SEBAGAI PERANTI BIMBINGAN KARIR DALAM MEMBANTU KLIEN MEMAHAMI KECENDERUNGAN KEPRIBADIANNYA
Oleh
Syarifuddin Dahlan
Langkah awal dalam pembuatan keputusan karier adalah pemahaman diri, termasuk kecenderungan kepribadian. Dengan kata lain, untuk menemukan kecocokan antar aspek diri dengan suatu pilihan suatu bidang pekerjaan atau jurusan studi seseorang haruslah terlebih dahulu memahami keduanya dengan baik. Oleh sebab itu, pemahaman diri merupakan bagian dari layanan bimbingan karier. Meskipun tidak ada jaminan bahwa apabila seseorang telah paham itu akan bertindak secara inteligen (mampu membuat putusan karier yang tepat), namun hal itu sudah dapat dipandang sebagai suatu permulaan yang berharga guna menentukan ketepatan suatu tindakan, atau pilihan tertentu. Bagaimanapun juga, memilih suatu yang sudah jelas diketahui adalah lebih baik dari pada memilih hal yang belum jelas informasinya.
Membantu siswa SMA memahami kecenderungan tipe kepribadiannya telah lama menjadi bagian dari tugas pokok guru pembimbing, Banyak cara yang dapat dan mungkin telah dilakukan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa memahami tipe kepribadiannya itu, tetapi hasilnya belum optimal.
Studi ini menawarkan satu cara alternatif untuk membantu siswa (klien) memahami tipe kepribadiannya, yaitu pelayanan bimbingan dengan menggunakan inventori Spok Tuah-Arahan Diri (STAD). Cara ini ditawarkan karena banyak keuntungan yang melekat padanya, antara lain: STAD memungkinkan bagi siswa (klien) untuk melakukan pengadministrasian diri, menskor diri, dan menafsirkan diri terhadap potensi-potensi dirinya sendiri.
Studi ini telah memeriksa kefektifan penggunaan STAD sebagai peranti bimbingan karier dalam membantu klien memahami kecenderungan kepribadiannya. Pertanyaan yang secara umum diajukan adalah: Apakah Inventori Sepok Tuah Arahan Diri (STAD) efektif dalam membantu siswa memahami tipe kepribadiannya? Secara khusus dipertanyakan hal-hal berikut:
- Apakah terdapat peningkatan pemahaman klien tentang kecenderungan pola kepribadiannya sesudah menerima pemberian STAD?
- Apakah pemahaman klien tentang kecenderungan kompetensi dirinya ada peningkatan sesudah menerima pemberian STAD?
- Apakah pemahaman klien tentang kecenderungan pereferensi vokasionalnya ada peningkatan sesudah menerima pemberian STAD?
- Apakah pemahaman klien tentang kecenderungan preferensi kegiatanya ada peningkatan sesudah menerima pemberian STAD?
Studi ini dikenakan pada siswa-siswa SMA YP Unila Bandarlampung pada tahun 2007. Sampel penelitian berjumlah 40 orang yang ditarik secara kouta dari populasi. Semua responden telah menerima layanan STAD. Data yang terkumpul telah diolah dan diana-lisis dengan teknis analisis statistik t-test. Semua penghitungan data telah dilakukan dengan menggunakan bantuan fasilitas komputer program SPSS.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan STAD cukup efektif guna mem-bantu klien memahami memahami kecenderungan kepribadiannya. Skor rerata pema-haman klien tentang tipe kepribadiannya antara sebelum dan sesudah permberian layan-an STAD terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Pemahaman siswa tentang pola kepribadiannya meningkat cukup berarti sesudah menerima pemberian bantuan. Pemahaman siswa tentang kecenderungan preferensi kegiatan dan vokasionalnya sesu-dah menerima layanan juga terlihat meningkat cukup tinggi. Demikian juga dengan pemahaman siswa tentang kecenderungan kompetensi dirinya yang terlihat berbeda se-cara signifikan antara sebelum dan sesudah menerima laynanan bantuan menggunakan STAD.
Untuk mendapatkan data pembanding yang akurat berkenaan dengan temuan studi ini disarankan kepada para peneliti pendidikan di bidang bimbingan dan konseling agar melakukan penelitian yang serupa. Penelitian yang dianjurkan itu, antara lain adalah pengembangan STAD sebagai model peranti bimbingan karier; memeriksa keefektifan STAD dalam membantu klien memahami pola kepribadiannya pada sampel yang lebih luas; memeriksa besarnya nilai predektif STAD bagi keberhasilan siswa SMK pada rumpun/keahlian studi tertentu. Bagi keperluan paraktik disarankan agar guru pembim-bing mempertimbangkan penggunaan inventori ini bagi keperluan pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya dalam pelayanan penjuruan di SMA.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah s.w.t., atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga tulisan ini dapat dirampungkan tepat waktu sesuai dengan jadwal dan harapan yang ditetapkan.
Dalam penyelesaian tulisan ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang sulit untuk disebut satu persatu. Meskipun demikian, perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada:
- Bapak Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan fasilitas guna kelansungan dan kelancaran penelitian serta penyelesaian tulisan ini.
- Bapak Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberi kemudahan bagi pelaksanaan penelitian ini.
- Saudara kepala dan para guru pembimbing serta siswa SMA YP Unila yang telah memperkenankan dan membantu penulis melakukan penelitian ini.
- Rekan-rekan sejawat dan Saudara-saudara mahasiswa yang telah memberikan bantuan, baik berupa sumbangan pemikiran maupun tenaga guna penyempur-naan tulisan ini.
Mudah-mudahan segala bantuan itu dapat menjadi amal baik bagi kita semua.
Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan yang sederhana ini berguna bagi kita semua, baik bagi peneliti maupun praktisi bidang bimbingan dan konseling.
Bandarlampung, Agustus 2007
Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL viii
I. PENDAHULUAN 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tipe-tipe Kepribadian 5
Penilaian (Assesment) Tipe Kepribadian 8
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian 14
Manfaat Penelitian 14
IV. METODA PENELITIAN
Subjek Penelitian 16
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 16 Teknis Analisis Data 17
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil 18
Pembahasan 22
VI. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 26
Saran 26
Daftar Pustaka 28
Lampiran 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Sebaran Butir Soal STAD bagi Setiap Aspek Kepribadian
pada Enam Tipe Kepribadian 15
5.1. Skor rerata Pemahaman Kecenderungan Kepribadian Klien
dan Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD. 18
5.2. Skor rerata Pemahaman Pola Kepribadian Klien dan
Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD. 19
5.3. Skor rerata Pemahaman Kompetensi Diri Klien dan
Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD. 20
5. 4. Skor rerata Pemahaman Preferensi Vokasional Klien dan
Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD. 21
5.5. Skor rerata Pemahaman Preferensi Kegiatan Klien dan
Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD. 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen penelitian 31
2. Hasil-hasil lengkap perhitungan data penelitian 41
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Satu diantara variabel psikologikal diri yang penting dalam menentukan keberhasilan seseorang, baik dalam studi maupun karier adalah kepribadian. Peranan faktor ini dalam menentukan kualitas aktivitas manusia telah dikaji dan banyak ditemui dalam literatur psikologi. Oleh karena itu kecocokan antara pilihan karier dengan tipe atau pola kepribadian, dan kecocokan antara pilihan jurusan dengan tipe atau pola kepriba-dian merupakan suatu pertimbangan penting bagi seseorang (siswa) dalam perencana-an karier dan pendidikannya.
Ada dua aspek diri yang merupakan ekspresi kepribadian, yaitu bakat dan minat jabat-an Peranan kedua faktor ini dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam karier-nya sudah lama diketahui orang dan tidak perlu disangsikan lagi. Kalau bakat dan ke-cakapan seseorang dalam bekerja berhubungan dengan keterampilan kerjanya, maka minat jabatan mempunyai pengaruh yang berarti pada kepuasan kerja sese-orang (Holland, 1985; Melamed dan Meir, 1981 dalam Herr dan Cramer, 1984:93-94 Meir, 1988; Gottfredson dan Holland, 1990). Demikian pula dalam keberhasilan studi sese-orang, aspek minat turut menentukan. Minat seseorang dalam belajar dapat memper-mudah orang yang bersangkutan dalam mempelajari materi pelajaran, men-dapatkan pengetahuan dan keterampilan belajar yang diperlukan (Santamaria,1991: 20).
Kenyataannya, antara minat jabatan dan bakat seseorang tidak selalu ditemukan cocok Ada orang mempunyai bakat pada suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu, tetapi ia tidak berminat terhadap kegiatan atau pekerjaan itu. Sebaliknya, ada juga orang yang tertarik, dan bahkan sangat tertarik pada suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu, tetapi ia tidak mampu (kurang berbakat) melakukannya secara memadai (Aiken, 1988).
Langkah awal untuk menemukan kecocokan antar aspek diri itu dengan suatu pilihan suatu bidang pekerjaan atau jurusan studi adalah memahami aspek-aspek tersebut dengan baik. Meskipun tidak ada jaminan bahwa apabila seseorang telah paham itu akan bertindak secara inteligen (mampu membuat putusan karier yang tepat), namun hal itu sudah dapat dipandang sebagai suatu permulaan yang berharga guna menen-tukan ketepatan suatu tindakan, atau pilihan tertentu. Bagaimanapun juga, memilih suatu yang sudah jelas diketahui adalah lebih baik dari pada memilih hal yang belum jelas informasinya.
Membantu siswa memahami diri, termasuk memahami tipe atau pola kepribadiannya telah menjadi bagian dari kegiatan pelayanan bimbingan karier di sekolah. Kehadiran lembaga bantuan ini di sekolah-sekolah kita, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA), telah lama, yaitu sejak tahun pelajaran 1975. Urgensi kehadiran pelayanan bantuan semacam ini pada setiap jenjang pendidikan sekarang terasa semakin diperlu-kan, terutama di sekolah-sekolah menengah. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan yang mengarah kepeningkatan mutu pelayanan yang lebih baik selalu dan perlu terus diu-payakan.
Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk melakukan upaya peningkatan pelayan-an bimbingan itu. Pada penelitian ini ditawarkan penggunaan Inventori Sepok Tuah Arahan Diri (ISTAD). Inventori ini diduga efektif sebagai satu piranti bimbingan karier dalam membantu siswa memahami tipe atau pola kepribadiannnya menurut kategori Holland (1985; 1973). Penjelasan teoritik yang mendasari penyusunan dan muatan ISTAD disajikan pada uraian Tinjauan Pustaka.
Perumusan Masalah
Meskipun pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk membantu siswa memahami diri-nya, (tipe atau pola kepribadiannya) telah lama ditekankan, namun hasilnya belum optimal. Bukti empiris yang mengindikasikan ketidakoptimalan hasil layanan itu dapat disimak dari laporan-laporan penelitian terdahulu, antara lain seperti temuan Dahlan, 2004, Aljufri dan Kumaidi (1991), Abimayu (1990), dan Supriyadi (1991).
Para peneliti melaporkan bahwa para siswa SMA belum sepenuhnya memahami diri mereka, termasuk memahami tipe dan pola kepribadiannya, sehingga janganlah heran jika Sanggalang (1990) menginformasikan bahwa masih ada siswa SMA yang memilih jurusan tidak sesuai dengan potensi dirinya.
Gejala-gejala yang belum menggembirakan sebagaimana digambarkan di atas rupanya ditemukan juga oleh guru-guru pembimbing di SMA Bandarlampung. Mereka mela-porkan bahwa secara umum siswa-siswa SMA belum memahami dirinya dengan baik sehingga banyak siswa yang belum mampu mempertimbangkan kecocokan antara fak-tor diri dengan tuntutan studi yang dipilihnya (Wawancara kepada beberapa guru pem-bimbing SMA: Februari 2007). Akibatnya, pemilihan jurusan bagi siswa seringkali terjadi “dipilihkan”, alih-alih memilih melalui perencanaan karier yang matang.
Para konselor karier (guru pembimbing) telah mengakui bahwa memahami diri dalam proses perencanaan karier merupakan suatu hal yang penting. Akan tetapi, bagai-mana caranya memahami aspek diri itu dengan jelas dan mudah belum dapat diterang-kan secara tuntas. Cara yang umum digunakan –dapat disebut cara konvensional– adalah melalui interpretasi hasil tes atau inventori. Ternyata cara semacam itu memi-liki kelemahan-kelemahan. Selain kelemahan yang bersumber pada penyelenggaraan program pengetesannya, seperti kesalahan dalam mengadministrasikan skor tes, juga kesalahan dapat bersumber pada keterampilan konselor menginterpretasikan hasil tes atau inventori itu.
Cara lain, yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan adalah melalui self-assesment dengan menggunakan inventori. Satu di antaranya yang banyak digunakan adalah “Self-Directed Search” (SDS) (Holland, 1985). Keunggulan inventori ini sebagai peranti bimbingan karier dalam membantu klien memahami dirinya telah banyak dilakukan oleh para ahli (Holland, 1985; 1973, Weinrach, 1987, Urich, 1990, Jone, dkk.1990).
Inventori Spok Tuah-Arahan Diri (STAD) dirancang dan dikembangkan menurut model SDS. Inventori semacam ini memungkinkan siswa (klien) melakukan pengadminis-trasian diri, menyekor diri, dan menafsirkan diri terhadap potensi-potensi dirinya. Dengan sifatnya semacam ini STAD mungkin dapat membantu tugas-tugas tertentu dari guru pembim-bing. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan karier dengan mengguna-kan STAD akan menyediakan informasi karier dengan segera, murah, dan melibatkan diri siswa dalam mengidentifikasi potensi dirinya. Kondisi yang demikian diyakini akan dapat lebih di-pertanggungjawabkan terhadap penafsiran-penafsiran kelompok daripada inventori yang sejenis. Ringkasnya, penggunaan inventori STAD yang sedang diusulkan pada penelitian ini merupakan satu upaya pendekatan untuk menjawab tantangan itu.
Pertanyaan yang secara umum diajukan adalah: Apakah Inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD) efektif dalam membantu klien memahami kecenderungan kepribadian-nya? Secara khusus dipertanyakan adalah:
- Apakah terdapat peningkatan pemahaman klien tentang kecenderungan pola kepribadiannya sesudah menerima layanan bimbingan menggunakan STAD?
- Apakah pemahaman klien tentang kecenderungan kompetensi dirinya ada peningkatan sesudah menerima layanan bimbingan menggunakan STAD?
- Apakah pemahaman klien tentang kecenderungan pereferensi vokasionalnya ada peningkatan sesudah menerima layanan bimbingan menggunakan STAD?
- Apakah pemahaman klien tentang kecenderungan preferensi kegiatanya ada peningkatan sesudah menerima layanan bimbingan menggunakan STAD?
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tipe-tipe Kepribadian
Bahasan tipe kepribadian dalam studi ini diacukan ke Teori Kepribadian Holland (1985; 1973). Dengan demikian akan ditemukan enam tipe kepribadian, yaitu: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enter prising (Wirausaha), dan Konvensinal. Kombinasi dari keenam tipe itulah yang akan membentuk sub-tipe kepribadian. Sub-tipe adalah nama bagi tipe kepribadian utama. Tipe kepribadian adalah profil kemirip-an seseorang dengan tipe-tipe kepribadian itu. Sedangkan kepribadian itu sendiri me-rupakan cerminan dari profil penjumlahan perolehan skor seseorang (siswa) pada skala minat (preferensi kegiatan dan jabatan), skala kompetensi, dan skala estimasi diri dari STAD.
Setiap tipe terdiri atas sejumlah sifat pribadi yang membentuk sejumlah potensi khu-sus untuk mencapai keberhasilan dan aspirasi tertentu. Misalnya, seseorang yang serupa dengan tipe sosial, ia dapat diduga mencari kelompok pekerjaan-pekerjaan sosial seperti mengajar, pekerja sosial, atau pemimpin agama; Ia dapat diduga ingin mendapatkan keberhasilan yang berorientasi sosial seperti pilihan menjadi kepala sekolah; dan dapat juga diduga, ia ingin memiliki nilai-nilai dan tujuan yang ber-orientasi sosial seperti menolong orang lain dan menilai tinggi suatu pengabdian.
Secara singkat uraian tentang ciri-ciri utama bagi masing-masing tipe kepribadian Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha dan Konvensional disajikan berikut ini.
a. Tipe Kepribadian Realistik
Orang yang tergolong dalam tipe ini lebih menyenangi kegiatan-kegiatan yang meng-hendaki manipulasi obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan hewan-hewan secara langsung, teratur dan sistematik, serta menghindari kegiatan-kegiatan terapiutik dan pendidikan. Perilaku-perilaku tersebut, pada gilirannya membawa ke perolehan kompetensi teknik, elektrik, pertanian, mekanik dan manual, dan membawa ke suatu kekurangan dalam kompetensi pendidikan dan sosial.
Selain ciri-ciri di atas, orang yang tergolong dalam tipe ini cenderung menunjukkan sifat kelelakian, kuat jasmani, tidak sosial, dan agresif. Mereka mempunyai kecakap-an dan koordinasi motorik yang baik, tetapi kurang memiliki kecakapan verbal dan hubungan antara manusia. Mereka lebih menyenangi masalah-masalah yang bersifat kongkrit daripada abstrak; menganggap dirinya sebagai seorang yang bersifat agresif dan jantan, serta mempunyai nilai ekonomi dan politik yang konvensional.
b. Tipe Kepribadian Investigatif
Orang yang tergolong dalam tipe ini lebih menyenangi kegiatan-kegiatan yang meng-hendaki pemeriksaan fenomena fisik, biologis, dan budaya secara kreatif, sistematik, simbolik dan observasional guna memahami dan mengendalikan fenomena-fenomena yang bersangkutan. Orang semacam ini suka menghindari kegiatan-kegiatan yang ber-sifat bersaing, sosial dan persuasif. Kecenderungan-kecenderungan perilaku semacam itu, pada gilirannya membawa pada suatu pemerolehan kompetisi matematis dan ilmiah, serta membawanya pada suatu kekurangan dalam kompetensi yang bersifat persuasif.
Selain ciri-ciri di atas, orang-orang yang tergolong dalam tipe investigatif cenderung menunjukkan sifat yang lebih berorientasi pada tugas, teoritis, rasional dan bebas. Mereka ini lebih suka menggunakan kemampuan berpikir dalam menghadapi peme-cahan suatu persoalan dari pada langsung bertindak secara emosional; Mereka juga menyenangi kegiatan atau tugas-tugas pekerjaan yang kabur sifatnya; memiliki nilai-nilai dan sifat ilmiah.
- Tipe Kepribadian Artistik
Orang yang tergolong dalam tipe kepribadian Artistik lebih menyenangi kegiatan-kegiatan yang bersifat ambigus dengan manipulasi benda-benda fisik untuk mencipta-kan bentuk-bentuk atau produk seni. Sebaliknya, orang yang bertipe ini enggan ter-hadap kegiatan-kegiatan yang bersifat langsung, sistematik dan teratur secara kaku. Kecenderungan-kecenderungan prilaku individu semacam itu, pada gilirannya mem-bawa mereka kepada suatu pemerolehan kompetensi artistik—bahasa, seni, musik, drama, menulis—dan kurang mampu dalam sistem bisnis (usaha) atau kririkal.
Selain ciri-ciri di atas, orang dalam golongan tipe Artistik cenderung menonjol sifat tidak sosial, terbuka bebas, sukar menyesuaikan diri, ekspresif, tidak teratur. Tipe ini seringkali menderita tuntutan emosional yang tinggi; lebih suka menggunakan kompe-tensi Artistik dalam menghadapi pemecahan suatu persoalan pada latar lainnya.
- Tipe Kepribadian Sosial
Orang yang tergolong dalam tipe kepribadian sosial paling suka pada kegiatan-kegiatan yang menuntut manipulasi orang lain guna menginformasikan, mengem-bangkan, merawat, atau menjelaskan. Sebaliknya mereka enggan terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat sistematis, teratur rapih dan langsung dengan melibatkan alat-alat, benda-benda (material), atau mesin-mesin. Kecenderungan perilaku semacam itu pada gilirannya membawa mereka kepada pemerolehan kompetensi hubungan kema-nusiaan seperti kompetensi pendidikan dan hubungan antara pribadi, serta kurang dalam kompetensi teknik dan manual.
- Tipe Kepribadian Enterpirising (Wirausaha)
Orang yang tergolong dalam Kepribadian Wirausaha paling suka pada kegiatan-kegiatan yang menghendaki manipulasi orang lain guna mencapai tujuan organisasi atau memperoleh keuntungan ekonomi. Mereka yang memiliki kemiripan dengan tipe ini enggan terhadap kegiatan yang bersifat sistematis, simbolis dan obsevasional. Kecenderungan-kecenderungan perilaku semacam itu, pada gilirannya membawa kepada suatu pemerolehan kompetensi-kompetensi persuasif, hubungan antara pribadi, dan kepemimpinan, serta kurang dalam kompetensi ilmiah.
Selain ciri-ciri di atas, orang-orang yang tergolong dalam tipe Wirausaha cenderung pula menunjukkan sifat mudah menyesuaikan diri, optimis, suka bicara, bergairah, energuk, ambisi, mendominasi suasana, mementingkan segi lahir atau penampilannya. Mereka menerima dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan dalam kepemim-pinan, percaya diri, agresif, populer, dan suka bergaul atau peramah.
- Tipe Kepribadian Konvensional
Orang yang tergolong dalam tipe jabatan Konvensional paling senang pada kegiatan-kegiatan yang menghendaki manipulasi data yang bersifat sistematis, teratur dan lang-sung seperti menyimpan rekaman-rekaman, mengarsifkan bahan-bahan, memproduk-sikan bahan, mengorganisasikan mesisn-mesin bisnis dan mesin-mesin pemeroses data untuk mencapai tujuan ekonomi dan tujuan-tujuan organisasi, serta enggan ter-hadap kegiatan-kegiatan yang bersifat ambigus, bebas, eksplorasi, atau yang tidak disistematiskan. Kecenderungan-kecenderungan perilaku semacam itu, pada giliran-nya membawa mereka kepada suatu pemerolehan kompetisi pada sistem bisnis, dan kurang dalam kompetisi artistik. Selain ciri-ciri di atas, orang-orang yang tergolong dalam tipe Konvensional cenderung menonjolkan sifat konformis, kaku, berhati-hati, hemat, rapih, patuh asas. Mereka memberi nilai yang tinggi terhadap sesuatu ber-dasarkan status dan kekayaan.
Penilaian (Assesment) Tipe Kepribadian
Menurut Holland (1985; 1973), Kepribadian seseorang dapat dinilai atau ditentukan dengan jalan membandingkan kemiripan sifat-sifat yang dimilikinya dengan sifat-sifat yang mencirikan setiap tipe Kepribadian. Kemiripan seseorang dengan masing-masing tipe dari enam tipe Kepribadian itu akan menghasilkan suatu pola kesamaan dan per-bedaan. Penilaian dengan cara ini memungkinkan dilakukannya penggambaran kom-pleksitas pribadi sehingga tidak digolongkan sebagai suatu pribadi yang memiliki satu tipe Kepribadian saja. Cara penilaian yang demikian akan membantah pendapat yang mengatakan bahwa hanya ada enam jenis orang di dunia. Dengan suatu skema terten-tu, cara penilaian seperti itu melahirkan model dengan 720 kemungkinan kemiripan seseorang dengan setiap model orientasi kepribadian.
Ada dua metoda yang ditawarkan Holland untuk menentukan tingkat kemiripan seseorang dengan tipe kepribadian. Pertama, metoda kualitatif. Kita dapat menilai tipe kepribadian (kepribadian) seseorang melalui asesmen preferensi-preferensi vokasional seseorang pada suatu kegiatan yang mencirikan suatu tipe, atau pernyataan seseorang untuk melakukan pekerjaan pada jabatan tertentu. Seseorang yang ingin menjadi ahli Fisika, atau bekerja sebagai orang ahli Fisika, atau merencanakan akan mengambil mata kuliah utama (mayor) Ilmu-ilmu Fisika, atau sudah terdaftar sebagai seseorang yang mengambil matakuliah Ilmu-ilmu Fisika. Salah satu dari empat macam hasil informasi tersebut terdapat dalam kelasifikasi kepribadian Investigatif. Ahli Fisika adalah salah satu dari jabatan-jabatan yang ditawarkan dalam tipe Investigatif. Contoh lain, seorang “pekerja sosial” akan dikelasifikasikan sebagai tipe sosial karena “pekerja sosial” adalah satu kriteria tipe Sosial.
Kedua, metoda kuantitatif. Berbagai macam metoda kuantitatif telah dikembangkan untuk menilai kemiripan seseorang dengan tipe-tipe kepribadian. Skala Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional dari Vocational Preference Inventory (VPI) (Holland, 1985; 1973) merupakan salah satu instrumen yang menye-diakan prosedur sederhana untuk menilai tipe kepribadian seseorang. Instrumen ini dikembangkan oleh Holland dari kepercayaannya tentang pilihan vokasional tertentu dapat diistemasikan oleh pemikiran dan perasaan yang timbul dari stimulus nama-nama jabatan. Ia yakin bahwa sebagian besar orang dapat menunjukkan kese-nangan atau ketidaksenangan mereka terhadap pekerjaan seperti dokter, penulis, kuli bangun-an, direktur Bank, dan sebagainya.
Pada enam skala VPI seseorang diminta menunjukkan pekerjaan atau jabatan yang menarik dan yang tidak menarik baginya dari daftar 84 nama jabatan (14 jabatan bagi masing-masing dari enam skala). Selanjutnya, enam skala tersebut diberi skor dan dibuatkan profilnya. Skor yang lebih tingi pada suatu skala menunjukkan tingkat ke-miripan seseorang dengan tipe yang diwakili skala bersangkutan lebih tinggi dari pada tipe yang lainnya. Skor yang paling tinggi pada skala mencerminkan suatu tipe kepri-badian.
VPI telah digunakan secara berhasil dalam menstimuli penjajagan pekerjaan di kalangan siswa sekolah menengah dan mahasiswa (Holland, 1978 dalam Weinrach, 1987:80). VPI dapat digunakan sebagai suatu sarana penyaringan yang efisien ter-hadap remaja dan orang dewasa yang sudah bekerja untuk tujuan seleksi, bimbingan atau penempatan. Bagaimanapun juga, Holland memperingatkan bahwa tanpa kecuali, PVI akan dapat digunakan dan ditafsirkan hanya pada kombinasi dengan informasi sosiologis dan psikologis, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lapangan latihan dan status pekerjaan sekarang.
Di samping VPI, telah tersedia pula Self-Directed Search (SDS) (Holland, 1985; 1973). Instrumen ini merupakan piranti lain yang berguna untuk menentukan kemirip-an seseorang dengan tipe Kepribadian. SDS lebih sempurna bila dibandingkan dengan VPI, SDS menggunakan suatu rentangan isi yang luas untuk menilai kemiripan sese-orang dengan masing-masing tipe. (Lihat juga Holland, 1985: Appendix B, 1973: Appendix C.).
SDS menggunakan rentangan yang luas dalam menilai kemiripan seseorang dengan setiap tipe. SDS memuat 228 pernyataan dalam lima bahasan, yaitu: “Occupational daydream”, kegiatan, kompetensi, sikap terhadap jabatan khusus, dan estimasi diri tentang kecakapan dalam enam kelasifikasi (Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional). Sub skala pada SDS digunakan untuk membatasi beberapa hal yang tidak dibatasi dalam rumusan tipe-tipe. Misalnya, aktivitas, kompe-tensi, konsep diri dan pekerjaan realistik berhbungan dengan skala aktivitas, kompetensi, konsep diri dan pekerjaan realsitik, dan demikian seterusnya.
SDS dan VPI sama tapi berbeda. Weinrach (1987:80) merangkum persamaan dan perbedaan keduanya sebagai berikut: SDS dan VPI dikatakan sama karena keduanya melaporkan hasil berupa enam tipe kepribadian (Kepribadian). Dikatakan berbeda karena VPI dimaksudkan untuk digunakan oleh para konselor kejuruan pada klien-klien mereka, sedangkan SDS “self-administered”. VPI dan SDS masing-masing memuat dimensi yang tidak diukur oleh yang lainnya, VPI kurang komperhensif. VPI menjaring respon senang atau tidak senang terhadap sejumlah nama jabatan, sedang-kan SDS mengukur kompetensi diri dan seterusnya. PVI murah dan sedikit menyita waktu daripada SDS. SDS dan PVI dapat digunakan sewaktu-waktu bila seseorang harus membuat keputusan kejuruan di dalam hidupnya.
Gabungan skor-skor yang ditunjukkan seseorang pada setiap aspek (kegiatan, kom-petensi, jabatan dan penilaian diri) bagi masing-masing tipe kepribadian (Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Usaha dan Konvensional) pada SDS menggambarkan kemiripan seseorang dengan tipe Kepribadian. Misalnya, kegiatan realistik, pekerja-an Realistik, dan seterusnya, menggambarkan kemiripan seseorang dengan tipe kepri-badian Realistik.
Skor-skor yang ditunjukkan seseorang pada SDS menggambarkan pola kepribadian-nya. Skor-skor itu skor mentah, selanjutnya dikonversikan ke dalam suatu kode ring-kasan tiga huruf yang mencerminkan suatu gaya yang paling disenangi. Urutan-urutan tiga huruf ringkasan tersebut disusun secara hirarkhis. Huruf yang pertama selalu mencerminkan preferensi yang paling kuat bagi suatu tipe. Dengan kata lain, skor yang lebih tinggi pada suatu tipe menunjukkan tingkat kemiripan seseorang pada tipe yang bersangkutan lebih tinggi dari pada tipe lainnya. Skor yang paling tinggi mencerminkan suatu tipe kepribadian (Kepribadian) (lihat juga Holland, 1973: Appendix C; 1985: Appendix B).
Menurut Holland (1973; 1985), selain VPI dan SDS, enam skala pokok dari Strong Campbell Interest Inventory (SCII) (Strong, Hansen dan Campbell, 1985 dalam Clowson dkk. 1992:125-142), juga merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kemiripan seseorang dengan tipe kepribadian. Ringkasnya, kemiripan seseorang dengan masing-masing tipe kepribadian (kepribadian) dapat ditentukan oleh minatnya, sebagaimana yang dinyatakan dalam preferensi-preferensi pendidikan dan jabatan, pekerjaan sekarang, atau skor pada skala minat tertentu.
Kepribadian seseorang, biasanya, ditentukan oleh kombinasi beberapa tipe kepribadi-an. Kombinasi-kombinasi tipe-tipe kepribadian itu dapat membentuk pola kepribadi-an dan dapat pula membentuk subtipe (Holland, 1973:21; 1985:26). Pola kepribadi-an adalah profil kemiripan seseorang dengan tipe-tipe kepribadian. Sedangkan sub-type adalah nama bagi pola kepribadian yang utama. Kepribadian merupakan cerminan dari profil perolehan skor seseorang pada suatu skala minat (VPI, SDS atau skala minat lainnya). Pola minat diperoleh dengan jalan membuat rangking skor-skor skala minat itu dari yang paling tinggi hingga ke yang paling rendah. Pola kepribadi-an dan subtype dapat terdiri atas satu hingga enam variabel atau tipe.
Dalam memberikan interpretasi terhadap kode ringkasan tiga huruf, baik hasil VPI
maupun SDS, ada beberapa hal yang perlu diingat (Holland, 1973; 1985, dan Holland, 1972 dalam Weinrach, 1987:81). Huruf pertama pada kode ringkasan merupakan yang paling disenangi karena itu hasil dari ciri-ciri kepribadian yang paling utama. Dua huruf sisanya adalah kurang penting. Bagaimanpun juga, penafsiran ini harus di-pertimbangkan menurut skor-skor yang membentuk kode ringkasan tersebut. Misalnya, kode RIE dengan skor 12, 6 dan 2 adalah berbeda dengan skor RIE 12, 11 dan 10. Contoh pertama tersebut mencerminkan suatu pola yang terdiferensiasi dengan baik, memiliki skor tinggi 12 dan skor rendah 2. Sedangkan contoh yang kedua tipis atau tidak terdiferensiasi dengan baik, karena tiga skor yang tertinggi dibedakan kurang dari empat poin angka dengan skor yang terendah.
Kode ringkasan dapat diperluas (dipertukarkan) bila diperlukan. Jika jabatan-jabatan pada kategori yang telah diidentifikasi oleh kode ringkasan klien bukan minatnya, atau jika jabatan pasangan kode ringkasan tidak ditemukan pada “The Occupattional Finder” (Holland, 1985: Appendix A; 1973: Appendix B), maka kode tersebut dapat diperluas secara mudah terhadap huruf yang lainnya. Misalnya, ESC dapat diperluas meliputi: SEC, ESC, ECS, CSE, dan CES. Urutan adalah hal yang layak bila mana kode tidak terdiferensiasi dengan baik. Bilamana kode terdiferensiasi secara jelas, penjajagan berbagai macam urutan tidak perlu dilakukan karena hal yang demikian itu akan meniadakan ciri-ciri yang terkuat.
Untuk membantu konselor atau peneliti dalam menafsirkan pola kepribadian, Holland (1985: 29) telah mengembangkan model heksagonal, khususnya dalam menafsirkan derajad konsistensi dan kongruensi. Pola yang konsisten adalah bilamana komponen-komponen tipe yang berhubungan memiliki ciri-ciri umum. Pola-pola yang tergabung dari tipe-tipe yang berdekatan pada heksagon adalah yang paling konsisten. Misalnya, R-I, I-A, dan seterusnya. Sedangkan pola yang tergabung dari tipe yang berlawanan pada heksagon, kurang konsisten. Misalnya, R-S, I-E, dan A-C. Pola yang tergabung dari tipe yang lain dari heksagon membentuk suatu tingkat konsistensi sedang, misalnya, R-A, I-S, A-E dan seterusnya.
Tingkat kongruensi terjadi dalam interaksi pribadi lingkungan. Situasi yang paling kongruen terjadi bilamana suatu tipe berada pada suatu lingkungan yang cocok (pas). Misalnya, situasi yang paling kongruen bagi tipe Sosial adalah lingkungan Sosial. Sebaliknya, situasi yang paling tidak kongruen terjadi bilamana suatu tipe berada pada suatu lingkungan yang berlawanan. Misalnya, pribadi yang Sosial dalam lingkungan yang Realistik. Tingkat kongruensi sedang terjadi bilamana suatu tipe berada pada lingkungan yang selain mempola seperti di atas. Misalnya, pribadi Sosial berada pada lingkungan Usaha, Konvensional, Artistik, atau Investigatif.
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
Secara umum studi ini ingin mengetahui keefektifan penggunaan STAD dalam mem-bantu klien meningkatkan pemahamannya tentang kecenderungan kepribadiannya. Secara khusus studi ini bertujuan ingin mengetahui:
- Perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang kecenderungan pola kepribadian-nya setelah menerima layanan bimbingan karier menggunakan STAD.
- Perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang kecenderungan kompetensi dirinya setelah menerima layanan bimbingan karier menggunakan STAD.
- Perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang kecenderungan pereferensi vokasionalnya setelah menerima layanan bimbingan karier menggunakan STAD.
- Perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang kecenderungan preferensi kegiatanya setelah menerima layanan bimbingan karier menggunakan STAD.
Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini akan berupa suatu informasi tentang keefektifan STAD dalam membantu klien memahami kecenderungan kepribadiannya. Informasi itu diharapkan dapat berguna, baik bagi keperluan akademik (pengembangan teoritik) maupun bagi keperluan praktik penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia, khususnya bagi penyelenggaraan bimbingan dan konseling karier, seperti pelayanan penjurusan dan/atau penempatan di sekolah menengah umum. Bagi keperluan pengembangan teoritik, temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian pada suatu model peneliti-an. Tentu saja, temuan studi ini masih memerlukan dukungan bukti-bukti emperik dari suatu eksplorasi yang lebih dalam. Dengan kata lain, para peneliti pendidikan, khusus-nya bidang bimbingan dan konseling, yang berminat melakukan penelitian serupa da-pat memanfaatkan temuan studi ini sebagai informasi awal bagi keperluan penelitian-nya.
Selanjutnya, bagi keperluan praktik, temuan ini pada gilirannya nanti diharapkan dapat menjadi masukan bagi konselor sekolah (guru pembimbing). Dengan informasi yang tersajikan dari hasil studi semacam ini diharapkan para guru pembimbing dapat mem-pertimbangkan penggunaan STAD itu dalam suatu pelayanan penempatan, baik pemi-lihan jurusan maupun pemilihan mata pelajaran dan kegiatan ekstras kurikuler. Dengan kata lain, jika penelitian ini menemukan bahwa STAD efektif dalam mem-bantu klien memahami kecenderungan kepribadiannya, diharapkan guru pembimbing akan dapat menjadikannya sebagai piranti alternatif bagi penyelenggaraan bimbingan karier di SMA. Ringkasnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstri-busi pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni bagi upaya penerapan teknologi bimbingan dan konseling di sekolah menengah, terutama dalam membantu siswa me-rencanakan pilihan kariernya di masa depan.
IV. METODA PENELITIAN
Studi ini termasuk penelitian pengembangan. Keefektifan penggunaan STAD sebagai peranti bimbnan karir untuk membantu klien memahami kecenderungan kepribadiaan-nya telah diperiksa melalui pendekatan eksprimen semu. Rancangan yang dipakai adalah Pre-test and post-test group.
Subjek
Studi telah dikenakan pada siswa SMA. Lokasi penelitian yang telah dipilih adalah SMA YP Unila. Siswa yang dijadikan sampel adalah mereka yang aktif pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2007/2008. Populasi berjumlah delapan kelas siswa (320 orang). Sampel ditetapkan sebanyak satu kelas (40 orang) yang ditarik secara acak bertujuan dari jumlah kelas populasi penelitian.
Instrumen dan Teknik Pengumpul Data
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Inventori Sepok Tuah Arahan Diri (STAD) (Dahlan, 2004) dan Inventori Pemahaman Diri (IPD). STAD telah dipakai sebagai alat dalam memberikan perlakuan penelitian, yaitu pelayanan bimbingan karir guna membantu klien memahami kecenderungan kepribadiannya.
STAD adalah inventori kepribadian. Inventori ini dirancang secara khusus sebagai pe-ranti bimbingan karier. Muatan inventori ini terdiri atas empat bagian, yaitu Preferensi Kegiatan, Kompetensi, Preferensi Jabatan, dan Estimasi Diri. Setiap bagian berisi se-jumlah pernyataan yang telah disusun dalam enam kategori tipe kepribadian, yaitu: Realistik, Ivestiagtif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensi-onal. Dalam pelaksa-naan layanan bimbingan, setiap responden (klien) akan diminta untuk mengerjakan dan mengisi instrumen tersebut secara lengkap sesuai dengan pe-tunjuk yang ada pada se-tiap bagiannya. Sebaran butir soal yang dimuat pada STAD dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Sebaran Butir Soal Inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD)
ASPEK KEPRIBADIAN |
KLASIFIKASI TIPE KEPRIBADIAN |
Jumlah |
|||||
Rea | Inv. | Art. | Sos. | Wir. | Kon. | ||
Preferensi Kegiatan | 11 | 11 | 11 | 11 | 11 | 11 | 66 |
Kompetensi
|
11 | 11 | 11 | 11 | 11 | 11 | 66 |
Preferensi Jabatan | 14 | 14 | 14 | 14 | 14 | 14 | 84 |
Estimasi Diri
|
2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 12 |
Total
|
38 | 38 | 38 | 38 | 38 | 38 | 228 |
Perlakuan penelitian telah diberikan kepada klien secara kelasikal sebanyak 4 x 2 jam pelajaran. Pemberian perlakuan dilaksanakan oleh peneliti dengan bantuan guru pem-bimbing dari sekolah yang bersangkutan.
Inventori Pemahaman Diri telah dipakai sebagai alat dalam kegiatan pengamatan. Instrumen ini akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman diri siswa. Sesuai dengan rancangan penelitian, maka setiap responden telah dilakukan dua kali kegiatan pengamatan, yaitu sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.
Teknik Analisis Data
Data pemahaman kecenderungan kepribadian siswa yang telah dikumpulkan telah di-analisis dengan melakukan uji beda. Formula statistik yang akan dipakai adalah t-test.. Semua penghitungan data untuk keperluan analisis pada studi ini akan dilakukan dengan komputerisasi menggunakan fasilitas SPSS.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini diuraikan dua hal pokok, yaitu hasil penelitian dan pembahasannya. Pada uraian hasil penelitian disajikan data berupa angka-angka hasil perhitungan analisis data, sedangkan pada uraian pembahasan hasil penelitian akan dikemukakan diskusi-diskusi berkenaan dengan temuan penelitian.
Hasil
Data utama yang terkumpul pada penelitian ini adalah pemahaman klien atas kecen-derungan kepribadiannya. Sesuai dengan keperluan penelitian, data tersebut telah dike-lasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama, data pemahaman kecenderungan kepriba-dian klien sebelum ia menerima pelayanan STAD. Data ini telah digunakan sebagai data pembanding bagi peningkatan pemahaman klien setelah ia menerima perlakuan penelitian. Kedua, data pemahaman kecenderungan kepribadian klien sesudah ia mene-rima perlakuan penelitian. Data yang kedua ini berfungsi sebagai variabel keberhasilan klien dalam mengikuti pelayanan pemahaman diri menggunakan inventori STAD.
Data-data pemahaman kecenderungan kepribadian klien itu telah diolah dengan meng-gunakan teknik analisis statistik. Untuk keperluan penelitian, maka analisis data telah dilakukan melalui uji beda menggunakan formula t-test. Hasil perhitungan data secara umum dapat dilihat pada Tabel 5.1. Hasil perhitungan analisis yang rinci disajikan pada Tabel 5.2, Tabel 5.3, Tabel 5.4, dan Tabel 5.5.
Tabel 5.1. Skor rerata Pemahaman Kecenderungan Kepribadian Klien
dan Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD.
Pasangan
Penerima STAD |
Rerata | N | Deviasi Std. | Rerata
Kesalahan Std. |
t-test | df | Signif. (2tailed) |
Sebelum
|
94,33 |
40 |
17,009 | 2,689 | 35,079 |
39 |
.000 |
Sesudah
|
115,68 | 14,809 | 2,341 | 49,402 | .000 |
Pada Tabel 5.1 terlihat bahwa nilai rerata pemahaman kecenderungan kepribadian 40 orang klien sebelum diberi perlakuan sebesar 94,33 dengan standard deviasi 17,009. Sementara nilai rerata pemahaman kecenderungan kepribadian klien sesudah menerima pelayanan pemahaman diri sebesar 115,68 dengan standard deviasi 14,809. Dari hasil
Perhitungan uji beda ditemukan nilai t = 49,402 > t-tabel < 0.00. Ternyata skor rerata pemahaman klien tentang kecenderungan kepribadiannya setelah mereka menerima la-yanan bimbingan karier menggunakan STAD lebih tinggi dari skor pemahaman mereka sebelumnya. Perbedaan skor pemahman itu sangat signifikan. Hal ini berarti bahwa penggunaan STAD sebagai peranti bimbingan karier telah mampu membantu klien meningkatkan pemahaman mereka tentang kecenderungan kepribadiannya secara sig-nifikan.
Data penelitian juga telah dianalisis secara rinci sesuai keperluan dan tujuan penelitian. Analisis itu dilakukan berdasarkan data yang dilompokkan menurut setiap aspek pema-haman kepribadian klien yang diperiksa. Hasil perhitungan masing-masing data dapat dilihat pada Tabel 5.2, Tabel 5.3, Tabel 5.4, dan Tabel 5.5. Tabel 5.2 memuat hasil perhitungan data tentang pemahaman para klien atas pola kepribadian mereka; Tabel 5.3 menyajikan hasil perhitungan data tentang pemahaman klien tentang kompetensi dirinya; Tabel 5.4 berisi hasil perhitungan data tentang pemahaman klien tentang pre-ferensi vokasionalnya; dan Tabel 5.5. memuat hasil perhitungan data pemahaman klien tentang preferensi kegiatannya.
Tabel 5.2. Skor rerata Pemahaman Kecenderungan Pola Kepribadian Klien
dan Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD.
Pasangan
Penerima STAD |
Rerata | N | Deviasi Std. | Rerata
Kesalahan Std. |
t-test | df | Signif. (2tailed) |
Sebelum
|
28,28 |
40 |
4,836 | 0,765 | 36,981 |
39 |
.000 |
Sesudah
|
35,75 | 6,392 | 1,016 | 35,372 | .000 |
Pada Tabel 5.2 terlihat hasil perhitungan bahwa skor rerata yang ditunjukkan klien sete-lah menerima layanan bantuan menggunakan STAD (sebesar 35,75) jauh lebih tinggi dari skor pemahaman yang mereka miliki sebelum mendapatkan bimbingan (sebesae 28,28). Perbedaan kedua skor rerata itu sangat signifikan. Hasil uji beda ditemukan bah-wa nilai t yang diperoleh dari pasangan kedua rerata skor ini sebesar = 35,372 > t-tabel < 0,00. Ini berarti bahwa penggunaan STAD telah mampu meningkatkan pemahaman klien tentang kecenderungan pola kepribadiannya seiring dengan meningkatnya pema-haman para klien atas kecenderungan kepribadian mereka.
Tabel 5.3. Skor rerata Pemahaman Kecenderungan Kompetensi Klien
dan Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD.
Pasangan
Penerima STAD |
Rerata | N | Deviasi Std. | Rerata
Kesalahan Std. |
t-test | df | Signif. (2tailed) |
Sebelum
|
18,93 |
40 |
3,717 | 0,583 | 32,203 |
39 |
.000 |
Sesudah
|
23,85 | 4,004 | 0,633 | 37,677 | .000 |
Hasil perhitungan data yang disajikan pada Tabel 5.3 menjelaskan bahwa juga terdapat peningkatan pada pemahaman klien tentang kecenderungan komptensi dirinya sesudah menerima bantuan menggunakan STAD. Skor rerata pemahaman yang mereka miliki sebelum menerima bantuan adalah 18,93, sedangkan skor rerata setelah menerima la-yanan sebesar 23,85. Hasil perhitungan uji beda ditemukan nilai t sebesar 37,677. Ternyata nilai t = 37,677 > t-Tabel < 0,00. Dengan demikian terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara skor rerata pemahaman klien tentang kompetensi dirinya sebe-lum dan sesudah menerima layanan bimbingan karier menggunakan STAD. Skor rerata pemahaman klien setelah menerima bantuan ternyta lebih tinggi dari skor yang dimiliki sebelumnya. Ini berarti penggunaan STAD telah mampu juga meningkatkan pemaham-an klien tentang kompetensi dirinya.
Tabel 5.4. Skor rerata Pemahaman Preferensi Vokasional Klien
dan Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD.
Pasangan
Penerima STAD |
Rerata | N | Deviasi Std. | Rerata
Kesalahan Std. |
t-test | df | Signif. (2tailed) |
Sebelum
|
22,08 |
40 |
4,405 | 0,696 | 31,694 |
39 |
.000 |
Sesudah
|
27,00 | 2,961 | 0,468 | 57,665 | .000 |
Hasil analisis data berikutnya terlihat pada Tabel 5.4. Pada tabel ini tampak bahwa skor rerata pemahaman klien tentang kecenderungan preferensi vokasionalnya sesudah me-nerima bantuan menggunakan STAD juga meningkat. Skor rerata pemahaman yang di-tunjukkan oleh para klien sesudah menerima bantuan (27,00) lebih tinggi dibandingkan skor pemahaman yang dimiliki mereka sebelumnya (22,08). Perhitungan hasil analisis uji beda ditemukan nilai t sebesar 57,665 > t-Tabel < 0,00. Ternyata hasil uji beda juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua skor rerata pema-haman itu. Ini berarti penggunaan STAD juga telah mampu membantu klien meningkat-kan pemahaman mereka tentang preferensi vokasionalnya.
Tabel 5.5. Skor rerata Pemahaman Preferensi Kegiatan Klien
dan Nilai t-test Sebelum dan Sesudah Pemberian STAD.
Pasangan
Penerima STAD |
Rerata | N | Deviasi Std. | Rerata
Kesalahan Std. |
t-test | df | Signif. (2tailed) |
Sebelum
|
25,40 |
40 |
4,914 | 0,777 | 32,694 |
39 |
.000 |
Sesudah
|
28,9 | 2,362 | 0,372 | 77,380 | .000 |
Selanjutnya, analisis pemahaman klien tentang preferensi kegiatannya dapat dilihat pa-da Tabel 5.5. Pada tabel itu terlihat jelas bahwa skor rerata pemahaman klien tentang kecenderungan preferensi kegiatannya sesudah menerima bantuan menggunakan STAD sangat tinggi.
Skor rerata pemahaman yang ditunjukkan oleh para klien sesudah menerima bantuan (28,90) lebih tinggi dibandingkan skor pemahaman yang dimiliki mereka sebelumnya (25,40). Perhitungan hasil analisis uji beda data menunjukkan bahwa nilai t sebesar 77,380 > t-tabel < 0,00. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara ke-dua skor rerata pemahaman itu. Ini berarti penggunaan STAD juga telah mampu mem-bantu klien meningkatkan pemahaman mereka tentang preferensi kegiatannya.
Pembahasan
Temuan studi ini memberikan informasi bahwa STAD telah memiliki efektivitas yang memadai dalam membantu klien memahami kecenderungan kepribadiannya. Layanan bimbingan karier menggunakan inventori ini telah mampu meningkatkan pemahaman klien tentang kompetensi dirinya, preferensi kegiatannya, dan preferensi vokasionalnya.
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa STAD merupakan in-ventori kepribadian yang dirancang khusus sebagai peranti bimbingan karier. Inventori ini diharapkan akan berguna bagi guru pembimbing dalam upayanya memberikan ban-tuan kepada klien untuk memahami dirinya secara memadai.
Model dan isi STAD mengikuti The Self-Directed Search yang dikembangkan oleh Holland. Muatannya telah disusun dalam enam kategori tipe kepribadian, yaitu: Realistik, Ivestiagtif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional. STAD telah diberi-kan kepada semua responden. Setiap siswa yang mendapatkan pelayanan STAD dimin-ta untuk mengerjakan dan mengisi instrumen tersebut secara lengkap sesuai dengan pe-tunjuk yang ada pada setiap bagiannya. Secara keseluruhan muatan STAD terdiri atas empat komponen yang memuat 228 butir soal. Keempat komponen yang membangun STAD itu mencakup: preferensi kegiatan, kompetensi, preferensi pekerjaan, dan es-timasi diri. Sebaran butir soal bagi masing-masing komponen STAD dapat dilihat pada uraian terdahulu.
Banyak keuntungan yang ditawarkan oleh peranti bimbingan karier model ini. Diantara-nya adalah ia memungkinkan bagi siswa (klien) untuk melakukan pengadministrasian diri, menskor diri, dan menafsirkan diri terhadap potensi-potensi dirinya. Dengan kata lain, inventori ini melibatkan diri siswa secara langsung, aktif, dan nyaman serta flek-sibel dalam mengidentifikasi potensi dirinya. Dengan sifat STAD semacam ini mung-kin dapat membantu tugas-tugas tertentu dari guru pembimbing seperti efisiensi waktu dan tenaga dalam melakukan penyekoran dan pengadministrasian hasil. Selain itu, in-ventori ini juga sekaligus telah menyediakan informasi karier yang memadai dengan segera, murah, dan relatif mudah. Kondisi yang demikian diyakini akan dapat lebih di-pertanggungjawabkan terhadap penafsiran-penafsiran kelompok daripada inventori yang sejenis.
Ringkasnya, keunggulan-keunggulan yang melekat pada STAD akan memungkinkan penggunaan inventori secara luas. Diantara keuntungan-keuntungan itu adalah bahwa ia dapat: (1) memberikan kenyamanan kepada siswa dalam menilai potensi dirinya, (2) meransang siswa berfikir dan bertindak, (3) juga, baik secara langsung maupun tidak, dapat meningkatkan pemahaman terhadap jenis-jenis jabatan dan bidang-bidang peker-jaan, dan (4) memungkinkan siswa untuk menjajagi lebih jauh tentang dirinya melalui arahan dirinya sendiri.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa STAD merupakan ineventori yang meng-kelasifikasi kepribdian menurut kategori Realistik, Ivestiagtif, Artistik, Sosial, Wirausa-ha, dan Konvensional.. Kelasifikasi tipe kepribadian semacam ini belum begitu akrab di kalangan guru pembimbing di tanah air. Oleh sebab itu, pada tahap permulaan penggu-naan inventori ini diperkirakan akan banyak menemui kendala, antara lain adalah tan-tangan bagi para pemakai inventori kepribadian lain yang selama ini telah akrab dengan mereka. Meskipun secara prinsip perbedaan kelasifikasi antara tipe kepribadian hasil STAD dan inventori kepribadian yang lain tidak berbeda jauh, namun karena keakraban pemakai dengan istilah-istilah dalam kelasifikasi kepribdian tentu akan memberikan co-rak dan tingkat penerimaan yang beragam.
Guru pembimbing yang persepsinya telah terpolarisasi oleh kelasifikasi dari inventori kepribadian yang selama ini akrab dan beredar luas dikalangan mereka, tentu untuk sampai kepada penggunaan STAD secara sukarela memerlukan informasi khusus yang relatif banyak. Pada kondidsi seperti itu diperlukan upaya-upaya praktis oleh semua pihak sehingga penggunaan STAD sebagai peranti alternatif bagi pelayanan bimbingan karier dapat berterima di masyarakat.
Ada dua hal yang dapat dilakukan dalam upaya praktis itu. Pertama. Pelatihan penggu-naan STAD dalam bimbingan karier pada guru-guru pembimbing SMA. Kedua. Peneli-tian lanjutan, baik berupa pemantapan kriteria yang mendukung temuan studi ini, mau-pun penelitian yang berkenaan dengan pengembangan model peranti sejenis.
Pengembangan STAD hingga menjadi suatu peranti bimbingan karier berguna luas me-nuntut tersedianya informasi yang akurat. Bukti-bukti emperis yang mendukung peng-gunaan itu idealnya tersedia secara lengkap sehingga dengan mudah dan murah didapat-kan. Tentu saja, upaya-upaya ke arah itu memerlukan.
Penunaian kedua hal ini memerlukan perhatian yang serius dan kerja keras dari banyak pihak. Kegiatan pelatihan memerlukan biaya dan kesediaan para pelatih dan guru-guru pembimbing di SMA. Pelatihan tidak dapat diselenggarakan secara sukses tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait, terutama penyelenggara pendidikan, seperti dinas pen-didikan setempat dan masyarakat sekitar. Demikian juga kegiatan penelitian lanjutan. Kegiatan ini sulit dilakukan secara memuaskan jika tidak ada bantuan dari penyandang dana dan kesediaan para peneliti profesional untuk melakukan kajian secara cermat, luas, dan mendalam. Dengan kata lain, untuk mewujudkan upaya yang dikehendaki ini diperlukan bantuan dan dukungan dari penyelenggara dan pelaku pendidikan. Bantuan dan dukungan itu dapat berupa biaya, fasilitas, dan kesempatan.
Selanjutnya, jika pemeriksaan dilakukan secara cermat, penelitian ini juga menemukan bahwa perolehan batas bawah dan batas atas skor pemahaman kepribadian siswa berbe-da. Siswa yang setelah diberikan layanan STAD berkecenderungan berada pada batas skor yang lebih tinggi dari pada sebelumnya.
Analisis lebih jauh juga menemukan bahwa pemahaman klien atas aspek-aspek kepriba-dian, seperti kompetensi diri, preferensi vokasional, dan preferensi kegiatan siswa me-ningkat secara signifikan setelah menerima layanan. Hal ini menunjukkan bahwa peng-gunaan STAD di dalam layanan bimbingan karier cukup efektif dalam menilai aspek diri tersebut. Dengan kata lain, peningkatan pemahaman klien atas kecenderungan kepribadiannya itu terjadi bersamaan dengan adanya peningkatan pemahaman mereka atas aspek-aspek keperibadian tersebut (kompetensi diri, preferensi vokasional, dan pereferensi kegiatan).
Penggunaan STAD sebagaimana yang ditawarkan oleh penelitian ini merupkan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh guru pembimbing SMA. Inventori ini diharapkan dapat memudahkan mereka dalam membantu siswa memahami diri dan lingkungannya sehingga pada gilirannya nanti siswa cermat dalam memilih jurusan yang sesuai dengan pola kepribadiannya.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Secara statistik dapat disimpulkan bahwa STAD memiliki efektivitas yang memadai se-bagai peranti bimbingan karier guna membantu klien memahami kecenderungan kepri-badianya ke dalam kategori minat jabatan Realistik, Ivestiagtif, Artistik, Sosial, Wirau-saha, dan Konvensional. Secara rinci dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
- Terdapat peningkatan pemahaman pola kepribadian yang sangat signifikan pada klien setelah menerima bantuan pelayanan bimbingan menggunakan STAD.
- Terdapat peningkatan pemahaman kompetensi diri yang sangat signifikan pada klien setelah menerima bantuan pelayanan bimbingan menggunakan STAD.
- Terdapat peningkatan yang sangat signifikan pada pemahaman klien atas pre-ferensi vokasionalnya setelah menerima bantuan pelayanan bimbingan menggu-nakan STAD.
- Pemahaman klien atas pereferensi kegiatannya meningkat secara signifikan setelah menerima bantuan pelayanan bimbingan menggunakan STAD.
Saran-saran
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa STAD memiliki tingkat efektivitas bantuan yang memadai dalam meningkatkan pemahaman minat jabatan klien. Berdasarkan sim-pulan tersebut dapatlah diajukan saran-saran berikut:
- Peneliti di bidang bimbingan dan konseling agar melakukan penelitian yang se-rupa dengan studi ini guna mendapatkan data pembanding tentang temuan em-pirik ini, baik yang mendukung maupun yang memberikan masukan lain. Penelitian yang dianjurkan, antara lain, adalah pengembangan STAD sebagai model peranti bimbingan karier; memeriksa keefektifan STAD dalam membantu klien memahami pola kepribadiannya pada sampel yang lebih luas; memeriksa besar-nya nilai predektif STAD bagi keberhasilan siswa SMK pada rumpun/ keahlian studi tertentu.
- Guru pembimbing agar dapat mempertimbangkan penggunaan inventori ini bagi keperluan pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya dalam pelayanan penjuruan di SMA. STAD dapat digunakan sebagai peranti alternatif bagi para gru pembimbing dalam membantu siswa memahami drinya berkenaan dengan pilihan jurusan studi ataupun bidang pekerjaan yang akan ditekuninya di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S. 1990. Hubungan anatara beberapa faktor sosial dan prestasi belajar,
jenis kelamin, lokus kendali dengan kematangan karier siswa sekolah menengah. Disertasi Dkotor. Tidak diterbitkan. Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang.
Aiken, L.R. 1988. Psychological testing and assesment. (6th Ed.) Boston: Allyn
Bacon.
Aljufri, B.S. dan Kumaidi. 1991. Kepekaan skala minat kejuruan terhadap
pengelompokkan murid SMTA menurut jenis sekolah. Prosiding Seminar
Nasional Hasil Penelitian Perguruan Tinggi (Buku I: Bidang Ilmu Sastra,
Filsafat, dan Pendidikan). Jakarta: DP3M, Dikti, Depdikbud:169-187.
Anastasi, A. 1990. Psychologyal testing and assesment. (6th ed). New York:
Macmillan.
Brown, D dan Brooks, L. 1987. Introduction to career development: origins,
evolution, and current approaches. Dalam D. Brown, L dan Brooks (Ed.).
Career choice and career development, hal. 1-7. San Fransisco; Jossey-
Bass.
Dahlan, Syarifuddin. 2004. Validasi inventori minat jabatan Spok Tuah Dikhi.
Prosiding Seminar ilmiah hasil-hasil peneltian denga tema aplikasi dan
pengembangan IPTEK menyonsong era globalisai (Ed.2), Unila.
Bandarlampung.
Clowson, J.G., Kotter J.P.,Faux, V.A., McArthur, C.C. 1992. Self assesment and
career development. (3rd Ed.) Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-Hall.
Crites, J.O. 1981. Career counseling: Models, methods, and materials. New York:
McGraw-Hill.
Depnaker RI dan BPS. 1982. Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI). Jakarta: Author.
Ginakors, I dan Subich, L.M. 1988. Student sex and role in relation to college
major choice. The Career Development Quarterly, 36 (3):258-267.
Gottfredson, G.D. dan Holland, J.L. 1990. A longitudinal test of influence of
congruence: Job Satisfaction, competency, utilization, and counter
productive behaviour. Journal of Counseling Psychology, 37 (4):389-399.
Herr, E.J dan Cramer, S.H. 1984. Career guidance and counseling through the life
span: Sistematic approaches (2nd Ed.) Boston: Little & Brown.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities
& work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, N.J: Printice-hall.
________, 1973. Making vocational choice: A Theory of careers. Englewood
Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
Manrihu, M.T. 1992. Studi tentang beberapa faktor yang mempengaruhi
kematangan karier siswa SMA di Sulawesi Selatan. Disertasi Doktor.
Tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung.
Martinez, M.E. 1992. Interest and enhancements to science expriments:
Interaction with student gender. Journal of Research in Science Teaching,
29 (2): 167-177.
Meir, E.L. 1988. The need for congruence between within-occupation interest and
specialty in mid-career. Journal for The Career Development Quarterly, 37
(1): 63-69.
Osipow, S.H. 1983. Theories of career development. Englewood Cliffs, New
Jersey: Printice-Hall.
Pietrofessa, J.J. Hollman, A., Splete, H.H., dan Pinto, D.V. 1978. Counseling:
Theory, Research, and Practice. Chicago: Rand McNally College.
Sanggalang, L.U. 1990. Efektivitas model bantuan Carkhuff dan Konseling
Direktif dengan dan tanpa kontak mata dalam membantu konseli membuat
keputusan program studi. Disertasi Doktor, tidak ditebitkan. Malang.
Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang.
Santamaria, J.O. 1991. Career planning work book: A Guidefor career changers
and for people in career transition. Manila: Career System.
Super, D.E., dan Crites, J.O. 1962. Appraising vocational fitness. New York:
Harper & Row.
Supriyadi, D. 1991. Career choice and career counseling. The case cognitive
deficits. Paper international conference on education in Asia the Pasific.
Bandung: July 3-6.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
Ketua Peneliti
1. Nama lengkap dan gelar Tempat/tanggal lahir
Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. Cukuhbalak/10 November 1959
2. Pendidikan (dari Sarjana)
UNIVERSITAS/INSTITUT DAN LOKASI | GELAR | TAHUN SELESAI | BIDANG STUDI |
Unila, Bandarlampung
PPS IKIP Malang, Malang |
Sarjana Pendidikan
Magister Pendidikan
|
1985
1993 |
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling |
3. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta kedudukan
saat ini.
INSTITUSI | JABATAN | PRIODE KERJA |
Pengalaman Kerja Penelitian
Unila; Dirjen Dikti Depdiknas RI
|
Ketua beberapa penelitian bidang pendidikan dan bimbingan, antara lain: -Penggunaan STAD dalam membantu klien memahami dirinya. -Nilai prediktif STAD bagi keberhasilan siswa SMA pada jurusan studi tertentu. -Validasi ISTD sebagai inventori minat jabatan. -Kecenderungan Pola Minat Jabatan Siswa SMU. -Analisis kebutuhan layanan informasi kesehatan bagi pasien rawat inap RSU. -Pola arah pilihan bidang pekerjaan siswa SMU -Inventori Pemahaman Pola Minat Jabatan: Suatu alternatif
|
2004
2004 2003 2003 2002
2002 2001
|
INSTITUSI | JABATAN | PRIODE |
Pengalaman Profesional
Unila, FKIP
Unila, Lemlit
STBA Yunisla
STBA Yunisla
Tanggamus.
Lampung Utara,
Lampung Utara, Bandarlampung, dan Tanggamus.
Depdiknas, Jakarta
Depdiknas
Depdiknas
Pemda Kab. Way Kanan
Pemda Kab. Lampung Timur Lampung Utara dan Tanggamus. |
Dosen; mata kuliah pada program S1: Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Psikologi Pendidikan Bimbingan Karier. Metodalogi Penelitian Pendidikan Dosen (asisten); mata kuliah pada program S2 Teori Belajar dan Pembelajaran
Sekretaris Pusat Studi Pengembangan Wilayah Lahan Kering
Pembantu Ketua Bidang Akademis
Ketua Pengembangan lembaga pendidikan
Ketua Pelaksana beberapa kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat: -Pelatihan penyusunan rencana pembelajaran efektif pada guru-guru SMA dan SMA. -Pelatihan penulisan karya ilmiah pada guru-guru SD, SMP, dan SMA/SMK -Pelatihan: penggunaan STAD dalam bimbingan karir pada guru-guru pembimbing SMA Tim Verifikasi SMP Penerima Dana Bantuan Pendidikan Kecakapan Hidup
Tim Monitoring dan Evaluasi (Moneva) pelaksanaan program Pendidikan Kecakapan Hidup
Tim Monitoring dan Evaluasi (Moneva) pelaksanaan program sekolah rintisan.
Dewan Pendidikan
Konsultan Program BBE.
Konsultan pembimbing penulisan karya ilmiah dan penelitian bidang pendidikan guru-guru SD, SMP, dan SMA/SMK |
1985- sekarang
2003- 2005
1998-2002
1998-2001
2000
2001 2001 & 2002 2002,2203, dan 2004.
2004
2004
2003
2002
2002/2003
2001-2002.
|
4. Karya Ilmiah
- Perwujudan Hak dan Penunaian Kewajiban Pendidikan Dalam Otonomisasi Pendidikan. Lembaga Penelitian Unila. 2003.
- Inventori Pemahaman Pola Minat Jabatan: Suatu Alternatif Peranti Bimbingan Karier. Jurnal Edukandum, Edisi 2 Oktober 2002. ISSN 1411-2906.
- Telaahan Konseling Lintas Budaya: Faktor Bahasa Ikut Berperan. Jurnal Aksara, Vol. III, No.2 Oktober 2002. ISSN 1411-2501.
- Analisis Kebutuhan Layanan Informasi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Jurnal Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Vo. 3. No. 1. Desember 2002. ISSN 1410-8534.
- Pola Arah Pilihan Bidang Pekerjaan Siswa SMU. Jurnal Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Vo. 3. No. 1. Desember 2002. ISSN 1410-8534.
- Validasi Inventori Spok Tuah Dikhi. Posiding Hasil-hasil Penelitian. 2004.
- Nilai Prediktif STAD bagi Keberhasilan Studi Siswa pada Jurusan tertentu di SMA. Lemlit Unila. 2004.
- Penggunaan STAD dalam membantu klien memahami dirinya. Lemlit Unila. 2004.
- Pola Pembelajaran Berhasil. Lemlit Unila. 1999.
- Konseling Sebaya: Suatu Petunjuk Umum. Lemlit Unila. 1998.
- Bimbingan dan Konseling Kelompok: Suatu Pertimbangan Umum. Lemlit Unila. 1997.
- Analisis Pola Minat Jabatan Siswa SMA. Jurnal INOVASI. 1997.
- Motivasi berprestasi, NEM, dan prestasi belajar siswa SMA. Jurnal INOVASI. 1998.
- Model penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di SD. SKH Lampost. 1993.
- Gambaran pelaksanaan bimbingan dan konseling di Bandarlampung. Lemlit Unila. 1998.
Bandarlampung, 12 Maret 2007
Syarifuddin Dahlan
I. JADWAL PELAKSANAAN
Penelitian akan dilaksanakan selama dalam rentangan waktu 6 bulan. Efektivitas penelitian lapangan lebih kurang selama lima bulan. Persiapan penelitian akan dimulai bulan Maret 2007 dan penyusunan laporan hasil penelitian paling lambat awal Agustus 2007. Secara bar-chart dapat dijelaskan sebagai berikut:
RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Jenis Kegiatan |
2007 |
|||||
Mei | Juni | Juli | Agus | Sept | Okt | |
Persiapan:
a. Penyusunan proposal b. Pengurusan izin |
3-4
|
1 2-4 |
|
|
|
|
Pelaksanaan
a. Tahap tindakan Pertemuan kelas I Pertemuan kelas II Pertemuan kelas III Pertemuan kelas IV b. Pengamatan |
|
1-2 3-4
|
1-2 3-4
|
|
|
|
Pengolahan data | 1-4 | 1-4 | ||||
Penulisan laporan | 1-4 | 1-4 | 1-2 | |||
Seminar hasil | 2-3 | |||||
Penyerahan laporan hasil ke lembaga | 4 |
J. PERSONALIA PENELITIAN
Ketua Peneliti:
- Nama Lengkap dan Gelar: Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
- Golongan Pangkat dan NIP: IVa, Pembina, 131602262
- Jabatan Fungsional: Lektor Kepala
- Jabatan Struktural:
- Fakultas/Program Studi: FKIP/Bimbingan dan Konseling
- Perguruan Tinggi: Universitas Lampung
- Bidang Keahlian: Bimbingan dan Konseling Karier
- Waktu untuk penelitian ini: 8 jam per minggu.
H. RINCIAN ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
1. Biaya Operasional di Sekolah
a. Penggandaan instrumen STAD (50 eks x 1 x Rp. 12.000,00) Rp. 600.000,00
c. Penggandaan IPD (50 eks x 2 x 3.000,00) Rp. 300.000,00
2. Biaya Perjalanan Peneliti ke Lokasi Penelitian
3 hari x 4 mgg x 3 bln x Rp. 25.000,00 Rp. 900.000,00
3. Bahan Habis
1 vak kertas HVS kuarto @ Rp. 22.500,00 Rp. 22.500,00
1vak kertas follio bergaris @ Rp. 19.000,00 Rp. 19.000,00
1 lusin pensil 2b @ Rp. 22.000,00 Rp. 22.000,00
1 set Tipp-Ex @ Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
2 bh spdol Snowman (B) @ Rp. 4.000,00 Rp. 8.000,00
1 bh penggaris 50 cm @ Rp. 3.500,00 Rp. 3.500,00
1 lusin penghapus pensil stadler @ Rp. 11.500,00 Rp. 11.500,00
1 vak bull point Pilot @ Rp. 14.000,00 Rp. 14.000,00
1vak amplop air mail (B) @ Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
25 set map follio @ Rp. 500,00 Rp. 12.500,00
1 set gunting kertas @ Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
2 set strapless kecil max @ Rp. 8.000,00 Rp. 16.000,00
1 box isi straples kecil @ Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
5 kotak klip @ Rp. 1.500,00 Rp. 7.500,00
1 buah flesdisk @ Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
4. Pengurusan izin penelitian 1 paket Rp. 100.000,00
5. Usul Penelitian
Pengetikan 25 lb. naskah usulan @ Rp. 2.000,00 Rp. 50.500,00 Penggandaan 5 eks. Usulan @ Rp. 12.500,00 Rp. 62.500,00
6. Laporan Penelitian
Analisis data 1 paket @ Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00
Pengetikan 50 lb. naskah laporan @ Rp. 2.000,00 Rp. 100.500,00
Penggandaan/penjilidan 6 eks laporan @ Rp. 25.000,00 Rp. 150.000,00
_____________________________________________________________________
Total Rp. 3.000.000,00
(Tiga juta rupiah).
BUKU CATATAN KEGIATAN PENELITIAN
TAHUN ANGGARAN 2007
Judul Penelitian : Keefektifan Penggunaan Inventori Spok Tuah Arahan
Diri sebagai Peranti Bimbingan Karir dalam Membantu Klien
Memahami Kecenderungan Kepribadiannya.
Ketua Peneliti : Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
Kategori Penelitian : DIPA DNBP UNILA 2007
Bidang Ilmu : Pendidikan (Bimbingan dan Konseling Karier)
Fakultas/Jurusan/Bag. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Pendidikan/Bimb. Konsel.
Biaya/Nilai Kontrak : Rp. 3.000.000,00
Tujuan : Pengembangan STAD sebagai peranti bimbingan karier.
Sasaran Akhir Tahun : Terwujudnya STAD yang memenuhi syarat sebagai peranti
bimbingan karier di sekolah.
URAIAN KEGIATAN
- Nama dan tgl kegiatan :
- Tujuan :
- Prosedur Kerja/Metoda :
- Hasil :
- Masalah/Pecahan :
BUKU KAS PENELITIAN
TAHUN ANGGARAN 2007
Judul Penelitian : Keefektifan Penggunaan Inventori Spok Tuah Arahan
Diri sebagai Peranti Bimbingan Karir dalam Membantu Klien
Memahami Kecenderungan Kepribadiannya.
Ketua Peneliti : Drs. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
Kategori Penelitian : DIPA DNBP UNILA 2007
Bidang Ilmu : Pendidikan (Bimbingan dan Konseling Karier)
Fakultas/Jurusan/Bag. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Pendidikan/Bimb. Konsel.
Biaya/Nilai Kontrak : Rp. 3.000.000,00
Tujuan : Pengadministrasian penggunaan dana penelirian sesuai dengan
rencana dan peruntukkannya
Sasaran Akhir Tahun : Tersedianya arsip administrasi penggunaan keuangan penelitian
secara tertib.
URAIAN BUKU KAS
Tanggal |
Uraian Transaksi |
Nilai Transaksi |
Bukti Transaksi |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
|
|
|
RANCANGAN PROGRAM PERKULIAHAN
MATA KULIAH
BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER
KOPEL: KBK 351 (3 sks).
PENGAMPU
SYARIFUDDIN DAHLAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
KONTRAK PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode /SKS : KBK 351
Pengampu : Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
Semester : Ganjil/2010-2011
Hari Pertemuan/Jam : Jumat/07.30-10.00
Tempat Pertemuan : Gedung Ruang B1 FKIP Universitas Lampung
1. Manfaat Mata Kuliah
Karier merupakan bagian penting dari perjalanan hidup seseorang. Kesuksesan seseorang dalam berkarier menentukan taraf kehidupan dan kualitas hidup dirinya, keluarganya, dan bahkan berdampak luas pada kemajuan masyarakat. Oleh sebab itu, di dalam perencanaan dan pemilihan karier seseorang memerlukan pertimbangan yang matang sehingga kepu-tusan pilihan kariernya dapat dilakukan secara tepat. Bantuan dalam rangka pembuatan keputusan pilihan karier secara tepat itu telah menjadi bagian dari tugas pokok guru pem-bimbing di sekolah. Mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karier ini akan membekali mahasiswa sejumlah pengetahuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kemampuan melakukan proses Bimbingan dan Konseling Karier secara efektif.
2. Deskripsi Mata Kuliah
Mata Kuliah ini merupakan wajib keilmuan dan keterampilan bagi calon guru pembimbing. Ia membahas secara mendalam berbagai konsep dasar tentang perkembangan dan pilihan bimbingan karier, prinsip-prinsip bimbingan karier, orientasi dunia kerja, model dan pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karier, langkah-langkah, dan program layanan Bimbingan dan Konseling Karier.
3. Kompetensi Baku
Setelah menyelesaikan perkuliahan mata kuliah ini mahasiswa memiliki kemampuan menyelenggarakan pelayanan bimbingan karier pada setting pendidikan, khususnya Bimbingan dan Konseling Karier sesuai dengan prinsip-prinsp pelayanan bimbingan karier yang efektif.
4. Organisasi Materi Perkuliahan
Berdasarkan kompetensi baku yang telah dirumuskan, disusun materi kuliah yang urutannya dijelaskan dalam skema berikut ini:
5. Strategi Perkuliahan
Pembahasan materi-materi perkuliahan pada mata kuliah ini dilakukan secara kombinatif dan terpadu, baik melalui ceramah dalam perkuliahan mimbar, diskusi kelompok kecil, maupun presentasi kelas (seminar kecil). Setiap pembahasan pokok bahasan atau sub pokok bahasan selalu disertai penyelesaian tugas-tugas terstruktur dan mandiri, baik secara individual maupun kelompok. Selain pembahasan teoritik konsepsional, juga dilakukan kegiatan praktik mikro pelaksanaan bimbingan karier. Temuan-temuan mahasiswa dari pengalaman nyata, atau pengalaman dalam praktik mikro juga merupakan bagian dari materi perkuliahan dan akan di bahas dalam pertemuan kelas.
Untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Persiapan
- Dosen menetapkan topik perkuliahan berkisar 14-16 macam.
- Dosen meminta mahasiswa membentuk kelompok-kelompok “topik” sebanyak jumlah topik yang sudah ditetapkan. Jumlah anggota dan pembentukan kelompok-kelompok “topik” disesuaikan dengan topik-topik yang akan dibahas dalam perkuliahan. Jumlah anggota kelompok berkisar 4-6 orang. Selanjutnya, setiap kelompok membagi dirinya menjadi dua sub kelompok, yaitu sub kelompok penyaji dan sub kelompok pembahas yang masing-masing beranggotakan 2-3 orang.
- Mahasiswa melakukan diskusi kelompok di luar jadwal pertemuan dan membuat ringkasan hasil diskusi itu dalam bentuk kertas kerja (makalah) yang harus dibawa pada presentase kelas.
- Dosen bersama mahasiswa menetapkan aturan main dalam presentasi dan bentuk penghargaan atas partisipasi peserta yang muncul dalam seminar. Aturan main yang ditetapkan sebagai berikut:
1) Aktivitas penyaji dan pembahas dihargai sebagai penilaian atas komponen tugas dengan pembagian hasil kerja kelompok sebagai tugas kelompok (bobotnya = 10%) dan aktivitas menjawab, menyanggah, atau berpendapat dihargai sebagai tugas individual (bobotnya = 20%).
2) Aktivitas audien (peserta diskusi) dihargai sebagai penilaian atas komponen quiz-quiz (bobotnya = 10%).
- Dosen bersama mahasiswa menunjuk dua orang pengamat (observer) kegiatan seminar dengan tugas-tugas tertentu (mencatat segala sktivitas yang terjadi selama perkuliahan: siapa yang bertanya dan menjawab, derajad relevansi pertanyaan dengan topik, kesesuaian jawaban atas pertanyaan, dan sebagainya).
Pelaksanaan
- Dosen mengantarkan mahasiswa ke kegiatan seminar dalam bentuk kuliah mimbar secara singkat yang memaparkan penjelasan tentang: topik, tujuan, dan peranan mahasiswa dalam perkuliahan.
- Presentasi diawali dengan pemaparan hasil diskusi kelompok topik perkuliahan oleh sub kelompok penyaji topik yang bersangkutan.
- Presentasi dilanjutkan dengan pemaparan hasil diskusi kelompok topik perkuliahan oleh sub kelompok pembahas topik yang bersangkutan.
- Setelah pemaparan hasil diskusi kelompok topik selesai, aktivitas perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa lain (peserta perkuliahan bukan penyaji dan pembahas) untuk memberikan tanggapan, baik berupa pertanyaan, pandangan, maupun sanggahan.
6. Materi/Bahan Bacaan Perkuliahan
Sumber bacaan dalam mengikuti perkuliahan mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karier meliputi buku/bacaan pokok wajib dan pendukung.
Bacaan wajib:
Brown, D. et al. 1987. Career choice and development. San Fransisco: Jessey Bass.
Crites, J.O. 1981. Career counseling: Models, methods, and materials. New York: McGraw-Hill Book Company.
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities & work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-hall.
________, 1973. Making vocational choice: A Theory of careers. Englewood Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
Bacaan pendukung:
As’ad, M. 1978. Psikologi industri. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Dahlan, S. 2010. Model konseling untuk memantapkan pilihan karier konseli. Disertasi. SPs UPI, Bandung.
Dahlan, S. 2005. Penggunaan inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD) dalam membantu siswa SMA memahami dirinya. Malang. Ilmu Pendidikan: Jurnal kajian teori dan praktik kependidikan. Tahun 32. No. 2. 98-106.
________, 2004. Kecenderungan pola sebaran minat jabatan siswa SMU. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 2 (2): 131-136. Bandarlampung. FKIP.
________, 2002. Inventori pemahaman pola minat jabatan: Suatu alternatif peranti bimbingan karier. Jurnal Educandum (Edisi Oktober): 88-95. Bandarlampung.
________, 2002. Pola arah pilihan bidang pekerjaan siswa SMU. Jurnal Pendidikan IPS, Vol. 3. No. 1. Halaman 25-32. Bandarlampung. Jurusan IPS FKIP Unila.
Depdikbud. 1983. Bekerja di mana setelah tamat SMA? Depdikbud.
Depnaker dan transimigrasi. 1980. Kelasifikasi jabatan Indonesia. Jakarta: PT Richter Corporation, Ltd.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Herr, E.L, dan Cramer, S.H. 1979. Career guidance through the life span. Boston little: Brown and company.
Manrihu, M.T. 1988. Pengantar bimbingan konseling karier. Jakarta: Ditjen Dikti.
Moekijat, 1986. Perencanaan dan pengambangan karier pegawai. Bandung: Aksara raya.
Patter, H.J. dan Hansen, J.G. 1977. Vocational and career development. New York: Macmillan publishing Co.
Semiawan, C.R. 1983. Apa, mengapa, dan bagaimana bimbingan karier. Jakarta: BP3K.
Sukardi, D.K. 1984. Bimbingan karier. Jakarta:Ghalia Indoensia. Gramedia.
7. Tugas
Proses pembelajaran dalam perkuliahan ini dilakukan oleh mahasiswa dengan penyelesain tugas-tugas sebagai berikut:
- Diskusi kelompok. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiwa secara mandiri dengan arahan dari dosen mata kuliah secara terstruktur. Diskusi kelompok dilaksanakan di luar jam pertemuan terjadwal di kelas dan dilangsungkan secara bersama-sama dalam satu kelompok, atau masing-masing sub kelompok. Kegiatan diskusi kelompok berguna untuk membahas topik/tema yang telah dibebankan kepadanya. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan di kelas (seminar kecil) pada pertemuan tatap muka terjadwal.
- Presenasi di kelas (seminar kecil). Kegiatan ini dilaksanakan untuk membahas dan mengaji materi perkuliahan secara lebih lanjut dan mendalam. Pada kegiatan ini kelompok khusus yang telah ditugaskan membahas materi pokok tema pada pertemuan itu diminta menyajikan hasil diskusi mereka dalam kelompok dengan ketentuan satu sub kelompok bertindak sebagai penyaji dan satu sub kelompok lainnya bertindak sebagai pembahas utama. Kelompok khusus (peyanji dan pembahas) yang ditugaskan berfungsi sebagai perangsang bagi mahasiswa yang lain dalam kegiatan pembelajaran bernuansa Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Untuk keperluan diskusi kelompok dan seminar kecil perlu dibentuk kelompok khusus. Satu kelompok khusus dipecah menjadi dua sub kelompok, yaitu sub kelompok penyaji dan sub kelompok pembahas. Jumlah kelompok khusus dan keanggotaanya disesuaikan dengan banyaknya tema/topik pembelajaran yang ada. Setiap satu kelompok diwajibkan memabahas 1-2 tema/topik pembelajaran. Penetapan jumlah topik bagi setiap kelompok sangat bergantung dengan jumlah peserta kuliah. Apabila jumlah mahasiswa peserta kuliah cukup besar mungkin satu kelompok cukup dengan satu topik/tema saja. Sebaliknya, apabila peserta kuliah jumlahnya sedikit, maka dimungkinkan bagi setiap kelompok mendapatkan tugas khusus lebih dari satu topik. Idealnya satu kelompok khusus beranggotakan 4-8 orang (sub kelompok penyaji dan sub kelompok pemabahas masing-masing beranggotkan 2-4 orang). Pada pelaksanaan seminar kecil, sesuai dengan sebutan sub kelompok yang ada pada setiap kelompok khusus, maka sub kelompok penyaji diminta untuk memaparkan hasil ringkasan mereka, sementara sub kelompok lainnya bertindak sebagai pembahas utama. Sehubungan dengan kegiatan seminar itu maka masing-masing sub kelompok diwajibkan membuat ringkasan diskusi kelompok sesuai dengan tema/topik dan peran yang akan mereka mainkan dalam seminar kecil.
- Penyelesaian tugas-tugas. Setiap mahasiwa wajib menyelesaiakn tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Ada dua jenis kelompok tugas yang harus diselesaikan oleh mereka pada atau setelah suatu pertemuan, yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Tugas-tugas individu ada yang berupa permintaan agar mereka mendalami materi dengan cara berinteraksi secara mandiri dengan bahan ajar, baik yang bersumber pada buku referensi maupun dengan sumber lain yang ada di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Kegiatan bagi penunaian tugas individu bentuk ini dapat dilakukan dengan membaca buku refernsi yang telah ditetapkan dan mendikusikannya dalam kelompok khusus tempat mahasiswa bergabung. Selain itu, tugas individu penting lainnya adalah membuat makalah ilmiah yang berkaitan dengan materi-materi pokok perkuliahan. Tugas pembuatan makalah ini merupakan tugas akhir perkuliahan untuk mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Ia memuat ulasan, pendapat, atau pokok-pokok pikiran dari maahsiswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang berkaitan pembentukan kompotensi pembelajaran secara efektif. Makalah ditulis mengikuti ketentuan penulisan ilmiah Universitas Lampung dan wajib disusun, diserahkan pada dosen pengampu di akhir semester (bersamaan dengan ujian akhir semester). Tugas-tugas kelompok diberikan kepada mahasiwa dalam wujud pembuatan ringkasan hasil diskusi kelompok dan hasil seminar kecil. Hasil diskusi kelompok dibawa dan diserarhkan pada dosen dalam pertemuan ketika membahas topik/tema yang bersangkutan. Sedangkan tugas kelompok berupa hasil seminar kecil yang telah disempurnakan berdasarkan masukan-masukan peserta seminar (mahasiswa kelompok lain) diserahlan satu minggu setelah seminar dilaksanakan.
8. Kriteria Penilaian
Evaluasi dalam perkuliahan mata kuliah ini, baik proses maupun hasil pembelajaran dilakukan oleh dosen pengampu. Penilaian keberhasilan mahasiswa, penetapan lulus atau tidak lulus akan dilakukan dengan menilai tugas-tugas perkuliahan, quiz-quiz, ujian tengah dan akhir semester. Bentuk-bentuk evaluasi berupa portofolio atas kompetensi yang telah mahasiswa miliki selama perkuliahan. Kriteria penetapan nilai akan mengacu ke ketentuan yang berlaku di Universitas Lampung (Lihat Pedoman Akademik Unila).
Nilai kelulusan mahasiswa akan ditentukan oleh perolehan skor-skor pada komponen-komponen penilian berikut:
- Quiz-quiz. Skor komponen ini akan diperoleh mahasiswa dari aktivitas mereka pada diskusi kelas (seminar kecil). Mahasiswa yang berhak mendapat nilai quiz adalah peserta seminar yang bukan kelompok khusus (penyaji atau pembahas) pada topik yang sedang dibahas. Komponen ini bobotnya (10%).
- Tugas kelompok. Skor komponen ini akan diperoleh mahasiswa dari makalah ringkasan hasil diskusi kelompok dan makalah hasil seminar kecil yang telah disempurnakan. Komponen ini bobotnya 10%.
- Tugas individu. Skor komponen ini didapat oleh mahasiwa dari aktivitasnya pada diskusi kelas (seminar kecil) sebagai kelompok khusus (penyaji atau pembahas) pada suatu topik/tema. Komponen ini bobotnya 20%.
- Ujian tengah semester. Skor komponen ini akan diperoleh mahasiwa dari kemampuannya menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan oleh dosen secara khusus pada ujian tengah semester. Komponen ini bobotnya 20%.
- Ujian akhir semester. Skor komponen ini ditentukan oleh makalah ilmiah (tugas akhir perkuliahan) dan kemampuan mahasiswa menyelesaikan persoalan khusus yang diberikan oleh dosen pada saat ujian akhir semester. Komponen ini bobotnya 40%.
JADWAL PER PERTEMUAN
Secara garis besar urutan topik/tema pembelajaran per pertemuan untuk mata kuliah Bimbingan karier di sekola dirinci sebagai berikut:
Minggu ke |
Tema/Topik Bahasan |
Sumber bahan |
1
Pembukaan perkuliahan
GBPP, SAP, Kontrak Kuliah.2-5Teori-teori Karier:
Pilihan dan perkembangan karierBrown, D. Et al. 1987; Patter, H.J & Hansen, J.G. 1977; Semiawan, C.R 1983; Sukardi, D.K. 1984; Holland, J. 1985; 19736Prinsip-prinsip bimbingan karier sekolah.Depdikbud. 1985; 1986; Moekijat, 1986; Sukardi, D.K. 1984;7Oreintasi dunia kerja.Depdikbud. 1985; 1986; Depnaker, 1980; Sukardi, D.K, 1984.8-9Pendekatan individual dan kelompok dalam Bimbingan dan Konseling Karier.Crites, 1981;Gani, R.A. 1986; Hattari, P. 1983; Manrihu, M.T. 1988; Moekijat. 1986; semiawan, C.R. 1983; Sukardi, D.K. 1984;10Perencanaan karier.As’ad, M. 1987; Depdikbud. 1985; 1986; Herr, E.T & Cramer, 1979; Moekijat, 1986.11Program-program bimbingan karier. Depdikbud. 1985; 1986.
Moekijat, 1986; Sukardi, D.K. 1984; Gani, R.A. 1986; Hattari, P. 1983; Manrihu, M.T. 1988;12Persiapan penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Karier.
As’ad, M. 1987; Depdikbud, 1985;
Herr & Crammer, 1979;
Manrihu, M.T. 1988; Moekijat. 1986; As’ad, M. 1987; Depdikbud, 1985;
Herr & Crammer, 1979;
Manrihu, M.T. 1988; Moekijat. 1986;13-15Praktik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier.Semua buku/bahan bacaan yang telah ditetapkan.16Analisis kegiatan pelaksanaan bimbingan karier sekolahSemua buku/bahan bacaan yang telah ditetapkan.17Ujian Akhir SemesterKomprehensif (materi pertemuan minggu ke-2 s/d ke 16) takehome examination (portofolio).
Bandarlampung, September 2010
Pengampu
Penanggung Jawab,
Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
NIP 195911101986031005
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier di Sekolah
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 4 x 150 menit
Pertemuan : 2-5
- Kompetensi Dasar dan Indikator
- Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan teori-teori karier mahasiswa mampu menganalisis berbagai konsep dasar tentang rencana, pilihan, dan perkembangan karier siswa.
- Indikator
- Mendeskripsikan isi pandang Roe tentang perkembangan karier seseorang.
- Mendeskripsikan isi pandang Super tentang perkembangan karier seseorang.
- Mendeskripsikan isi pandang Hoppock tentang perkembangan karier seseorang.
- Mendeskripsikan isi pandang Holland tentang perkembangan karier seseorang.
- Pokok Bahasan
Teori-teori Karier
- Sub Pokok Bahasan
- Teori perkembangan karier Roe.
- Teori pilihan karier Super.
- Teori informasi karier Hoppock.
- Teori pilihan karier Holland.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
- Melakukan pre tes secara lisan tentang materi sebelumnya.
- Menjelaskan cakupan materi dan tujuan mempelajari pokok bahasan dalam pertemuan ini.
- Membahas isi pandangan berbagai teori karier dan mengajak mahasiswa curah pendapat tentang karier serta membuat contoh perjalanan karier seseorang.
- Menugaskan kepada maha-siswa untuk membahas isi pokok pandangan teori-teori karier dengan presentasi hasil diskusi oleh kelompok yang telah ditunjuk dalam diskusi kelas (seminar kecil).
- Mendeskripsikan pokok-pokok pandangan setiap teori karier: ciri utama, pendekatan yang digunakan, dan kemungkinan penerapannya dalam layanan Bimbingan dan Konseling Karier.
- Menutup pertemuan: memantapkan dan memberi-kan rangkuman kuliah, menunjuk beberapa mahasiswa secara acak untuk menjawab pertanyaan, dan meminta mahasiswa kelompok tugas (penyaji) menyempurnakan hasil diskusi kelas, serta memberikan tugas kepada mahasiswa kelompok lainnya untuk mendiskusikan materi pokok bahasan pertemuan berikutnya.
Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Berdiskusi.
Presentasi.
Bertanya.
Menanggapi.
Menanggapi
penjelasan dosen.
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
(rangkuman hasil diskusi kelompok tugas).
LCD/OHT
- Evaluasi
- Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
- Menjawab soal esai dari buku ajar.
- Referensi
Brown, D. Et al. 1987. Career choice and development. San Fransisco: Jessey Bass.
Herr, E.L, dan Cramer, S.H. 1979. Career guidance through the life span. Boston little: Brown and company.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities
& work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-
hall.
________, 1973. Making vocational choice: A Theory of careers. Englewood
Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
Manrihu, M.T. 1988. Pengantar bimbingan konseling karier. Jakarta: Ditjen Dikti.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 1 x 150 menit
Pertemuan : 6
- A. Kompetensi Dasar dan Indikator
- Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan prinsip-prinsip penyelenggaraan bimbingan karier mahasiswa mampu memahami berbagai dasar pokok pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Karier.
- Indikator
- Mengidentifikasi prinsip-prinsip bimbingan karier berkenaan dengan sasaran layanan.
- Mengidentifikasi prinsip-prinsip bimbingan kareir berkenaan dengan permasalahan individu.
B. Pokok Bahasan
Prinsip-prinsip Bimbingan Karier
C. Sub Pokok Bahasan
- a. Prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
- b. Prinsip berkenaan dengan masalah layanan
D. Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
- Melakukan pre tes secara lisan tentang materi sebelumnya.
- Menjelaskan cakupan materi dan tujuan mempelajari pokok bahasan dalam pertemuan ini.
- Membahas prinsip-prinsip layanan bimbingan karier dari berbagai sudut hal dengan menanyakan dan membuat contoh penerapannya kepada mahasiswa.
- Menugaskan kepada maha-siswa untuk membahas dan mengidenstifikasi prinsip- prinsip layanan bimbingan karier dengan presentasi hasil diskusi oleh kelompok tugas yang telah ditunjuk dalam diskusi kelas (seminar kecil).
- Menjelaskan prinsip-prinsip pokok berkenaan dengan layanan bimbingan, terutama menyangkut sasaran dan masalah layanan dan kemungkinan penerapannya dalam layanan Bimbingan dan Konseling Karier.
- Menutup pertemuan dengan memantapkan dan memberi-kan rangkuman kuliah, menunjuk beberapa mahasiswa secara acak untuk menjawab pertanyaan, dan meminta mahasiswa kelompok tugas (penyaji) menyempurnakan hasil diskusi kelas, serta memberikan tugas kepada mahasiswa kelompok lainnya untuk mendiskusikan materi pokok bahasan pertemuan berikutnya.
Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Diskusi kelompok.
Presentasi.
Bertanya
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
LCD/OHT
E. Evaluasi
- Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
- Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Moekijat, 1986. Perencanaan dan pengambangan karier pegawai. Bandung: Aksara raya.
Semiawan, C.R. 1983. Apa, mengapa, dan bagaimana bimbingan karier. Jakarta: BP3K.
Sukardi, D.K. 1984. Bimbingan karier. Jakarta:Ghalia Indoensia. Gramedia.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 1 x 150 menit
Pertemuan : 7
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan orientasi kerja mahasiswa mampu menganalisis informasi karier bagi penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Karier.
Setelah menyelesaikan pokok bahasan orientasi kerja mahasiswa mampu menganalisis informasi karier bagi penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Karier.
2. Indikator
a. Menganalisis dinamika dunia kerja yang terjadi dilingkungan siswa.
b. Menilai pentingnya bekerja bagi pemenuhan kebutuhan individu.
c. Mengkelasifikasikan informasi karier bagi siswa.
- Pokok Bahasan
Orientasi Dunia Kerja.
- Sub Pokok Bahasan
a. Orientasi kerja di perusahaan.
b. Orientasi kerja jasa.
c. Orientasi kerja di dunia pendidikan.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi sebelumnya.
2. Menjelaskan cakupan materi
dan tujuan mempelajari pokok
bahasan dalam pertemuan ini.
3. Membahas berbagai orientasi
kerja dari beberapa lapangan
kehidupan dengan menanyakan
dan membuat contoh jabatan
dan perjalanan karier sese-
orang kepada mahasiswa.
4. Menugaskan maha siswa untuk
menganalisis dinamika dunia
kerja di lingkungannya,menilai
pentingnya bagi kehidupan
seseorang, dan mengkelasifi-
kasikan informasi karier
dengan presentasi hasil diskusi
oleh kelompok tugas yang
telah ditunjuk dalam suatu
diskusi kelas (seminar kecil).
5. Menjelaskan orientasi dunia
kerja dari berbagai lapangan
kehidupan seseorang, dan
kaitannya sebagai informasi
penting dalam layanan
Bimbingan dan Konseling
Karier.
6. Menutup pertemuan dengan
memantapkan dan memberi-
kan rangkuman kuliah, menun-
juk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjawab perta-
nyaan, dan meminta maha-
siswa kelompok tugas
(penyaji) menyempurnakan
hasil diskusi kelas, serta
memberikan tugas kepada
mahasiswa kelompok lainnya
untuk mendiskusikan materi
pokok bahasan pertemuan
berikutnya.
Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Diskusi kelompok.
Presentasi.
Bertanya
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Depnaker dan transimigrasi. 1980. Kelasifikasi jabatan Indonesia. Jakarta: PT Richter Corporation, Ltd.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Moekijat, 1986. Perencanaan dan pengambangan karier pegawai. Bandung: Aksara raya.
Semiawan, C.R. 1983. Apa, mengapa, dan bagaimana bimbingan karier. Jakarta: BP3K.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 2 x 150 menit
Pertemuan : 8-9
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan model-model bimbingan karier mahasiswa
mampu menganalisis berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam
penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Karier.
2. Indikator
a. Mendeskripsikan karak-teristik pendekatan individual dalam pelayanan karier.
b. Mengidentifikasi kemungkinan penerapan pendekatan individual dalam
pelayanan karier siswa.
c. Mendeskripsikan karakteristik pendekatan kelompok dalam pelayanan karier.
d. Mengidentifikasi kemungkinan penerapan pendekatan kelompok dalam
pelayanan karier siswa.
- Pokok Bahasan
Model-model Pendekatan Bimbingan & Konseling Karier
(Individual & Kelompok)..
- Sub Pokok Bahasan
a. Model Trait & Faktor.
b. Model Client-Centered.
c. Model Psychodinamic.
d. Model Developmental.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi sebelumnya.
2. Menjelaskan cakupan materi dan tujuan mempelajari model-model pen-dekatan bimbingan dan konseling karier.
3. Membahas berbagai model Pende-katan dalam bimbingan dan konseling karier dengan menanyakan dan mem-buat contoh penerapan salah satu
Model dalam layanan Bimbingan dan Konseling Karier.
4. Menugaskan mahasiswa untuk
membahas berbagai model
pendekatan dan kemungkinan
penerapannya dalam bimbing-
an dan konseling karier di
sekolah dengan presentasi
hasil diskusi oleh kelompok
tugas yang telah ditunjuk
dalam suatu diskusi kelas
(seminar kecil).
5. Menjelaskan berbagai konsepsi
dasar masing-masing model
pendekatan dan kemungkinan
penerpannya dalam pelayanan
Bimbingan dan Konseling Karier.
6. Menutup pertemuan dengan meman-tapkan dan memberikan rangkuman kuliah, menunjuk beberapa mahasiswa secara acak untuk menjawab pertanya-an, dan meminta mahasiswa kelompok tugas (penyaji) menyempurnakan
hasil diskusi kelas, serta memberikan tugas kepada mahasiswa kelompok lainnya untuk mendiskusikan materi
pokok bahasan pertemuan berikutnya.Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Diskusi kelompok.
Presentasi.
Bertanya
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Crites, J.O. 1981. Career counseling: Models, methods, and materials. New York: McGraw-Hill Book Company.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Herr, E.L, dan Cramer, S.H. 1979. Career guidance through the life span. Boston little: Brown and company.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities
& work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-hall.
________, 1973. Making vocational choice: A Theory of careers. Englewood
Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
Manrihu, M.T. 1988. Pengantar bimbingan konseling karier. Jakarta: Ditjen Dikti.
Sukardi, D.K. 1984. Bimbingan karier. Jakarta:Ghalia Indoensia. Gramedia.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 2 x 150 menit
Pertemuan : 10
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan perencanaan karier mahasiswa mampu
menganalisis faktor-faktor penting dalam menyusun rencana penyelenggaraan
bimbingan karier di sekolah.
2. Indikator
a. Mendeskripsikan kegunaan perencanaan karier dari berbagai aspek kehidupan.
b. Mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan karier.
c. Mengidentifikai faktor-faktor penentu keberhasilan karier.
- Pokok Bahasan
Perencanaan Karier
- Sub Pokok Bahasan
a. Pertimbangan utama.
b. Tahapan pembuatan keputusan.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi sebelumnya.
2. Menjelaskan cakupan materi
dan tujuan mempelajari pokok
bahasan ini.
3. Membahas konsepsi tentang
perencanaan suatu layanan
Bimbingan dan Konseling Karier.
4. Menugaskan maha siswa
untuk membahas berbagai
petimbangan dan tahapan
pembuatan keputusan pilihan
dalam perencanaan karier di
sekolah dengan presentasi
hasil diskusi oleh kelompok
tugas yang telah ditunjuk
dalam suatu diskusi kelas
(seminar kecil).
5. Menjelaskan berbagai
pertimbangan dan tahapan
perencanaan karier di sekolah.
6. Menutup pertemuan dengan
memantapkan dan memberi-
kan rangkuman kuliah,menun-
juk beberapa mahasiswa
secara acak untuk menjawab
pertanyaan, dan meminta
mahasiswa kelompok tugas
(penyaji) menyempurnakan
hasil diskusi kelas, serta
memberikan tugas kepada
mahasiswa kelompok lainnya
untuk mendiskusikan materi
pokok bahasan pertemuan
berikutnya.
Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Diskusi kelompok.
Presentasi.
Bertanya
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Dahlan, S. 2005. Penggunaan inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD) dalam membantu siswa SMA memahami dirinya. Malang. Ilmu Pendidikan: Jurnal kajian teori dan praktik kependidikan. Tahun 32. No. 2. 98-106.
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Depdikbud. 1983. Bekerja di mana setelah tamat SMA? Depdikbud.
Depnaker dan transimigrasi. 1980. Kelasifikasi jabatan Indonesia. Jakarta: PT Richter Corporation, Ltd.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities
& work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-hall.
Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
Moekijat, 1986. Perencanaan dan pengambangan karier pegawai. Bandung: Aksara raya.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 1 x 150 menit
Pertemuan : 11
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan muatan program bim-bingan karier
mahasiswa mampu menyusun rencana program layanan bimbingan karier di
sekolah.
2. Indikator
a. Menganalisis isi program Bimbingan dan Konseling Karier.
b. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan bimbingan karier
di sekolah.
c. Menilai sarana penunjang yang relevan bagi pelayanan bimbingan karier
di sekolah.
- Pokok Bahasan
Program Bimbingan & Konseling Karier di Sekolah.
- Sub Pokok Bahasan
a. Informasi diri.
b. Informasi lingkungan (dunia kerja dan pendidikan).
c. Rencana layanan.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi perencanaan.
2. Menjelaskan cakupan materi
dan tujuan mempelajari prog-
ram bimbingan dan konseling
karier.
3. Membahas konsepsi suatu
program layanan dalam bim-
bingan dan konseling karier,
menanyakan dan membuat
contoh muatan suatu program
dalam layanan bimbingan karier
di sekolah kepada mahasiswa.
4. Menugaskan mahasiswa untuk
membahas berbagai muatan
program dalam bimbingan dan
konseling karier di sekolah
dengan presentasi hasil diskusi
oleh kelompok tugas yang
telah ditunjuk dalam suatu
diskusi kelas (seminar kecil).
5. Menjelaskan sistematika dan
muatan inti suatu program
layanan bimbingan karier di
sekolah.
6. Menutup pertemuan dengan
memantapkan dan memberi-
kan rangkuman kuliah, menun-
juk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjawab perta-
nyaan, dan meminta maha-
siswa kelompok tugas
(penyaji) menyempurnakan
hasil diskusi kelas, serta
memberikan tugas kepada
mahasiswa kelompok lainnya
untuk mendiskusikan materi
pokok bahasan pertemuan
berikutnya.Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Diskusi kelompok.
Presentasi.
Bertanya
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Dahlan, S. 2005. Penggunaan inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD) dalam membantu siswa SMA memahami dirinya. Malang. Ilmu Pendidikan: Jurnal kajian teori dan praktik kependidikan. Tahun 32. No. 2. 98-106.
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Depdikbud. 1983. Bekerja di mana setelah tamat SMA? Depdikbud.
Depnaker dan transimigrasi. 1980. Kelasifikasi jabatan Indonesia. Jakarta: PT Richter Corporation, Ltd.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities
& work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-hall.
Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 1 x 150 menit
Pertemuan : 12
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan muatan program bim-bingan karier
mahasiswa mampu menyusun rencana program layanan bimbingan karier di
sekolah.
2. Indikator
a. Menganalisis isi program Bimbingan dan Konseling Karier.
b. Mengidentifikasi pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan bimbingan karier
di sekolah.
c. Menilai sarana penunjang yang relevan bagi pelayanan bimbingan karier
di sekolah.
- Pokok Bahasan
Program Bimbingan & Konseling Karier di Sekolah.
- Sub Pokok Bahasan
a. Informasi diri.
b. Informasi lingkungan (dunia kerja dan pendidikan).
c. Rencana layanan.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi program.
2. Menjelaskan cakupan materi
dan tujuan mempelajari tahap
persiapan dalam suatu layanan
bimbingan dan konseling
karier di sekolah.
3. Membahas tahapan langkah
suatu persiapan layanan,
menanyakan dan membuat
contoh tahapan persiapan
layanan bimbingan karier
di sekolah kepada mahasiswa.
4. Menugaskan mahasiswa untuk
membahas berbagai kegiatan
persiapan suatu layanan dalam
bimbingan dan konseling
karier di sekolah dengan
presentasi hasil diskusi oleh
kelompok tugas yang telah
ditunjuk dalam suatu diskusi
kelas (seminar kecil).
5. Menjelaskan formasi persiapan
dalam penyelenggaraan dan
pelaksanaan layananbimbingan
dan konseling karier di sekolah
6. Menutup pertemuan dengan
memantapkan dan memberi-
kan rangkuman kuliah, menun-
juk beberapa mahasiswa secara
acak untuk menjawab perta-
nyaan, dan meminta maha-
siswa kelompok tugas
(penyaji) menyempurnakan
hasil diskusi kelas, serta
memberikan tugas kepada
mahasiswa kelompok lainnya
untuk mendiskusikan materi
pokok bahasan pertemuan
berikutnya.
Tanya jawab
Menanggapi
Tanya jawab.
Mengajukan contoh.
Diskusi kelompok.
Presentasi.
Bertanya
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Format tugas
Lembar kerja mahasiswa.
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Moekijat, 1986. Perencanaan dan pengembangan karier pegawai. Bandung: Aksara raya.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 3 x 150 menit
Pertemuan : 13-15
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan praktik pelaksanaan bimbingan karier mikro di sekolah mahasiswa mampu menyelenggaraan bimbingan karier nyata di sekolah-sekolah.
2. Indikator
a. Menggunakan sarana penunjang yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan karier.
b. Menggunakan pendekatan yang cocok dengan karakteristik layanan.
c. Melaksanakan proses bimbingan karier secara bertahap.
d. Mengorganisasikan data yang dibutuhkan dalam pelayanan bimbingan karier di
sekolah.
- Pokok Bahasan
Praktik Mikro Layanan Bimbingan & Konseling Karier di Sekolah.
- Sub Pokok Bahasan
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi sebelumnya.
2. Menjelaskan cakupan materi
dan tujuan praktik mikro
layanan bimbingan dan
konseling karier di sekolah.
3. Menugaskan mahasiswa secara
berkelompok melakukan per-
siapan dan menetapkan for-
masi kegiatan layanan bim-
bingan dan konseling karier
yang akan dilaksanakannya.
4. Meminta mahasiswa melaku-
kan kegiatan praktik mikro
secara bergilir (minimal satu
kali layanan) dan berpartisipasi
aktif selama kegiatan praktik
berlangsung.
5. Membahas dengan melakukan
analisis dan memberikan pen-
jelasan atas langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam praktik
mikro layanan bimbingan dan
konseling karier.
6. Menutup pertemuan dengan
memantapkan dan memberi-
kan catatan khusus atas kegiat-
an dan langkah-langkah yang
dilakukan oleh mahasiswa
dalam praktik mikro; menun-
juk beberapa mahasiswa secara
acak untuk memberikan komen
tar pada kegiatan praktik yang
telah dilakukannya;
menugaskan mahasiswa untuk
berdiskusi dan mempersiapkan
diri untuk melakukan layanan
Bimbingan dan Konseling Karier.
Tanya jawab
Menanggapi.
Mempersiapkan diri untuk berpraktik.
Melakukan persiapan praktik.
Tanya jawab.
Berpraktik dalam kelompok belajar masing-masing.
Melaporkan temuan (pengalaman) praktik.
Bertanya.
Menanggapi
Menanggapi
Penjelasan dosen
Membahas rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
Panduan praktek mikro
Panduan praktek mikro
Laporan mahasiswa
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Brown, D. Et al. 1985. Career choice and development. San Fransisco: Jessey Bass.
Crites, J.O. 1981. Career counseling: Models, methods, and materials. New York: McGraw-Hill Book Company.
Dahlan, S. 2005. Penggunaan inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD) dalam membantu siswa SMA memahami dirinya. Malang. Ilmu Pendidikan: Jurnal kajian teori dan praktik kependidikan. Tahun 32. No. 2. 98-106.
________, 2004. Kecenderungan pola sebaran minat jabatan siswa SMU. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 2 (2): 131-136. Bandarlampung. FKIP.
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Depdikbud. 1983. Bekerja di mana setelah tamat SMA? Depdikbud.
Depnaker dan transimigrasi. 1980. Kelasifikasi jabatan Indonesia. Jakarta: PT Richter Corporation, Ltd.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Herr, E.L, dan Cramer, S.H. 1979. Career guidance through the life span. Boston little: Brown and company.
Holland, J.L. 1985. Making vocational choice: Theory of vocational personalities
& work environments (2nd. Ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Printice-hall.
Holland, J.H, 1973. Making vocational choice: A Theory of careers. Englewood
Cliffs. New Jersey: Printice-hall.
Manrihu, M.T. 1988. Pengantar bimbingan konseling karier. Jakarta: Ditjen Dikti.
Moekijat, 1986. Perencanaan dan pengambangan karier pegawai. Bandung: Aksara raya.
Patter, H.J. dan Hansen, J.G. 1977. Vocational and career development. New York: Macmillan publishing Co.
Semiawan, C.R. 1983. Apa, mengapa, dan bagaimana bimbingan karier. Jakarta: BP3K.
Sukardi, D.K. 1984. Bimbingan karier. Jakarta:Ghalia Indoensia. Gramedia.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Kode Mata Kuliah : KBK 351
Waktu Perkuliahan : 1 x 150 menit
Pertemuan : 16
- Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan pokok bahasan penilaian bimbingan karier mahasiswa
mampu menganalisis kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling Karier.
2. Indikator
a. Melaksanakan evaluasi proses penyelengaraan bimbingan karier.
b. Menilai keberhasilan pelayanan Bimbingan dan Konseling Karier.
c. Melaksanakan tindak lanjut kegiatan bimbingan karier.
- Pokok Bahasan
Evaluasi dan Tindak Lanjut dalam Bimbingan Konseling Karier di Sekolah.
- Sub Pokok Bahasan
1. Evaluasi.
2. Tindak lanjut.
- Kegiatan Pembelajaran
Tahap | Kegiatan Dosen | Kegiatan Mahasiswa | Media & Alat Pembelajaran |
Pembukaan |
Penyajian
Penutup
1. Melakukan pre tes secara lisan
tentang materi sebelumnya.
2. Menjelaskan cakupan materi
dan tujuan pokok bahasan
evaluasi dan tindak lanjut.
3. Membahas prinsip-prinsip
pokok pelaksanaan evaluasi
dan tindak lanjut.
4. Menugaskan mahasiswa untuk
membahas berbagai prinsip
dan langkah-langkah serta
prosedur pelaksanaan evaluasi
dan tindak alnjut dalam
bimbingan dan konseling karier
di sekolah dengan presentasi
hasil diskusi oleh kelompok
tugas yang telah ditunjuk
dalam suatu diskusi kelas
(seminar kecil).
5. Menjelaskan prinsip dan
tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan kegiatan evaluasi
dan tindak lanjut layanan
bimbingan dan konseling
karier di sekolah.
6. Menutup pertemuan dan
sekaligus menutup perkuliahan
dengan memantapkan dan
mereviu materi-materi per-
kuliahan, menunjuk beberapa
mahasiswa secara acak untuk
menjawab pertanyaan, dan
meminta mahasiswa memper-
siapkan diri menghadapi ujian
akhir asmester.
Tanya jawab
Bertanya
Menanggapi.
Bertanya
Menanggapi.
Presentasi (seminar kecil).
Berdiskusi.
Bertanya.
Menanggapi
penjelasan dosen
Membahas dan menyempurnakan rangkuman.
Menjawab pertanyaan
Melaksanakan tugas.
LCD/OHT
LCD/OHT
Makalah (laporan diksuisi) kelompok
LCD/OHT
E. Evaluasi
1. Tes lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
2. Menjawab soal esai dari buku ajar.
F. Referensi
Brown, D. Et al. 1985. Career choice and development. San Fransisco: Jessey Bass.
Crites, J.O. 1981. Career counseling: Models, methods, and materials. New York: McGraw-Hill Book Company.
Dahlan, S. 2005. Penggunaan inventori Spok Tuah Arahan Diri (STAD) dalam membantu siswa SMA memahami dirinya. Malang. Ilmu Pendidikan: Jurnal kajian teori dan praktik kependidikan. Tahun 32. No. 2. 98-106.
________, 2004. Kecenderungan pola sebaran minat jabatan siswa SMU. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 2 (2): 131-136. Bandarlampung. FKIP.
Depdikbud. 1986. Petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier menengah kejuruan. Jakarta: Dit Dikmenjur.
Depdikbud. 1985. Petunjuk penggunaan paket Bimbingan dan Konseling Karier menengah umum tingkat atas. Jakarta: Dit Dikdasmen.
Depdikbud. 1983. Bekerja di mana setelah tamat SMA? Depdikbud.
Depnaker dan transimigrasi. 1980. Kelasifikasi jabatan Indonesia. Jakarta: PT Richter Corporation, Ltd.
Gani, R.A. 1986. Bimbingan karier. Bandung: Angkasa raya.
Hattari, P. 1983. Suatu strategi bimbingan karier. Jakarta: Depdikbud.
Herr, E.L, dan Cramer, S.H. 1979. Career guidance through the life span. Boston little: Brown and company.
Bandarlampung, September 2010
Pengampu,
Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.
NIP 19591110 1986031005
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL R I
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NASKAH TUGAS AKHIR SEMESTER TAHUN 2010
MATA KULIAH : BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER
KOPEL/SKS :
DOSEN PENGAMPU: SYARIFUDDIN DAHLAN/YUSMANSYAH
TUGAS
Setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karier diharuskan membuat satu makalah ilmiah yang memuat uraian tentang materi perkuliahan sebagai tugas/ujian akhir smester dengan ketentuan sebagai berikut:
- Ikhtisar berkenaan dengan materi perkuliahan Bimbingan Karier/KBK 351.
- Pilihlah satu judul makalah dari sejumlah judul yang ditawarkan oleh Dosen Pengampu yang tercantum pada bagian akhir naskah ini.
- Cakupan muatan makalah disesuaikan dengan judul yang Anda pilih.
- Jumlah halaman isi makalah berkisar 8-10 halaman kwarto yang diketik 1,5 spasi.
- Aturan pengetikan dan teknik penulisan makalah mengikuti buku pedoman penulisan ilmiah Universtas Lampung (Buku Hijau: Edisi terbaru).
- Makalah dikumpulkan kepada dosen pengampu mata kuliah pada waktu UAS dilangsungkan (lihat dan sesuaikan dengan jadwal UAS dari fakultas atau program studi).
- Sistematika penulisan ditentukan sebagai berikut:
SISTEMATIKA MAKALAH
BAGIAN AWAL
Halaman kulit
Pengantar
Daftar isi, dan sebagainya.
BAGIAN ISI
PENDAHULUAN
- Latar belakang
- Tujuan
- Masalah/topik bahasan
INTI
- Paparan teoritis tentang materi yang dikaji.
- Sajian pengalaman Anda tentang program pelayanan bimbingan karier.
- Issu yang berkembang dan tanggapan Anda.
PENUTUP
1. Kesimpulan/Ringkasan
2. Soal-soal latihan pendalaman
3. Daftar pustaka
BAGIAN AKHIR
DAFTAR PILIHAN JUDUL MAKALAH TUGAS AKHIR SEMESTER
BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER DI SEKOLAH
- Hakikat Pemilihan Karier di Kalangan Siswa Sekolah Menengah.
- Pelayanan Konseling Karier di Sekolah Menengah yang Tersedia.
- Ciri-ciri Siswa yang Pilihan Kariernya Mantap.
- Kecenderungan Pilihan Karier Siswa Laki-laki dan Perempuan.
- Asumsi Dasar Kerja Teori Pilihan Karier Holland.
- Rumusan dan Assesmen Kepribadian Vokasional Holland.
- Model Lingkungan Kerja dalam Teori Holland.
- Pemilihan Karier dan Pola Asuh Keluarga.
- Perkembangan Karier dan Perjalanan Kehidupan Seseorang.
- Prinsip-prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling Karier.
- Dinamika Dunia Kerja dan Perkembangan Karier.
- Pendekatan Eklektif dalam Konseling Karier.
- Model Bimbingan dan Konseling Karier Perkembangan.
- Faktor-faktor Pertimbangan dalam Pemilihan Karier.
- Tahapan-tahapan Pembuatan Keputusan Karier.
- Pengetesan dan Assesmen dalam Konseling Karier: Perlukah?
- Informasi Pendidikan dan Dunia Kerja dalam Bimbingan dan Konseling Karier.
- Orientasi Pendidikan dan Latihan.
- Orientasi Kerja pada Dunia Usaha.
- Kaedah-kaedah Pokok Penilaian Bimbingan Karier.
- Metoda dan Teknik Penilaian Bimbingan Karier.
Bahan kuliah
Materi Perkuliahan
Satauan Acara Perkuliahan
Mataeri perkuliahan Pertanyaan
Hello world!
Selamat Datang Staff Official Sites.
Ini adalah posting pertama anda,
Silahkan manfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya.
Terima Kasih.
You May Delete it 🙂