FKIP Universitas Lampung Lepas 250 Mahasiswa untuk Ikuti Program MBKM Nasional dan Internasional
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung baru-baru ini menggelar acara pelepasan bagi 250 mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di tingkat nasional dan internasional. Program MBKM ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan terlibat langsung dalam dunia kerja atau komunitas global.
Kesempatan Emas untuk Berkembang
Pelepasan mahasiswa FKIP Universitas Lampung untuk program MBKM ini mencakup berbagai pilihan program, seperti pertukaran pelajar, magang di industri, proyek kemanusiaan, serta pengajaran di sekolah-sekolah terpencil. Beberapa mahasiswa juga diberangkatkan ke luar negeri untuk mengikuti program pertukaran internasional.
Program MBKM yang diselenggarakan secara nasional dan internasional ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam soft skills seperti komunikasi, manajemen, kepemimpinan, dan kolaborasi. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing lulusan FKIP Universitas Lampung di tingkat global.
Pidato Dekan FKIP
Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan FKIP Unila, termasuk Dekan FKIP Prof. Dr. Sunyono, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Riswandi, M.Pd., serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.. Selain itu, turut hadir para ketua dan sekretaris jurusan, ketua program studi, serta para mahasiswa yang akan mengikuti program MBKM.
Program MBKM ini merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta perguruan tinggi internasional. Tahun ini, mahasiswa FKIP Unila akan mengikuti berbagai skema program MBKM di tingkat nasional dan internasional. Program-program tersebut meliputi Kampus Mengajar Angkatan 8, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 7, Mahasiswa Wirausaha Merdeka Angkatan 3, Proyek Kemanusiaan Internasional, Sea Teachers Batch 10, serta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Di antara negara-negara yang terlibat dalam program ini adalah Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Acara dimulai dengan laporan kegiatan oleh Dr. Riswandi, M.Pd., yang menyampaikan bahwa FKIP Unila telah mengirimkan 250 mahasiswa dari 17 program studi untuk berpartisipasi dalam program MBKM di semester ganjil 2024/2025. “Jumlah ini merupakan bukti nyata keseriusan FKIP Unila dalam mendukung kebijakan Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Sunyono, M.Si. menekankan bahwa Program MBKM merupakan salah satu terobosan besar dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dan mengembangkan kompetensi yang relevan dengan dunia kerja, masyarakat, dan kebutuhan zaman.
Sebagai simbol pelepasan, Prof. Dr. Sunyono, M.Si. melakukan pengalungan selempang tapis, kain tradisional khas Lampung, kepada para mahasiswa peserta program MBKM. Pengalungan ini melambangkan harapan agar para mahasiswa bisa mengharumkan nama FKIP Unila, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Tantangan dan Harapan
Meskipun program MBKM ini membuka peluang besar bagi para mahasiswa untuk mengembangkan diri, ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Adaptasi terhadap budaya baru, bahasa asing, serta kondisi sosial dan pendidikan di daerah terpencil menjadi beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para peserta. Namun, FKIP Universitas Lampung meyakini bahwa tantangan tersebut justru akan memperkaya pengalaman mahasiswa dan membentuk karakter yang lebih kuat dan tangguh.
Dengan semangat MBKM, FKIP Universitas Lampung telah membuktikan komitmennya dalam mencetak generasi pendidik masa depan yang siap menghadapi tantangan global. Para mahasiswa yang dilepas ini diharapkan dapat menjadi pionir perubahan, membawa pengalaman dan ilmu yang mereka dapatkan kembali ke kampus dan masyarakat. Semoga program ini menjadi langkah awal bagi terwujudnya sistem pendidikan Indonesia yang lebih inovatif, inklusif, dan berkualitas.