02/15/2025

Sedikit berbagi cerita pengalaman saya pada minggu kemarin. Pengalaman yang rasanya sulit dilupakan, serta musti berfikir ulang untuk mengikutinya lagi. Langsung saja…

Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan serta tubuh tetap bugar belakangan ini semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin ramainya tempat-tempat publik yang memberikan ruang untuk aktifitas olahraga di Bandar Lampung.

Salah satu olahraga yang saat ini mulai naik daun adalah jalan atau lari. Mengacu pada beberapa jurnal kesehatan, menjaga kebugaran tubuh selain dengan menjaga asupan makan yang tepat juga dapat dilakukan dengan berjalan kaki, dengan jumlah langkah ideal sekitar 10.000 langkah per hari.

Tidak mau ketinggalan, selain sadar akan pentingnya menjaga kesehatan juga tidak mau ketinggalan demam ini. Saya bersama istri hampir setiap hari libur selalu mengagendakan untuk lari pagi minimal selama 30 menit.

Banyak tempat di Bandar Lampung yang memasilitasi kegiatan lari ini diantaranya lapangan bola Universitas Lampung, Stadion PKOR Way Halim, Stadion Pahoman, lapangan bola Way Dadi, Embung ITERA, lapangan Kemiling dan masih banyak lagi.

Memanfaatkan momen ini, Ikatan Keluarga Alumni Teknik (IKAT) Universitas Lampung baru saja menggelar acara IKAT Run 5 K. Acara yang diikuti lebih dari 2000 peserta ini termasuk juga PJ Gubernur, Walikota, Bupati dan pejabat penting di Lampung serta saya dialamnya ini sukses digelar.

IKAT Run 2024

Pengalaman apa yang menarik? Ya sabar ya, memang biasanya ada intronya dulu supaya tulisannya terlihat agak banyak. Karena saya sudah sering lari pagi ataupun sore di lapangan Unila, dengan percaya dirinya saya mengikuti acara tersebut. Lari 5000 m atau 5 kilomoeter, ya lari bukan jalan kaki.

Menempuh jarak 5000 m dengan lari ternyata tidak mudah. Perlu energi yang banyak serta kondisi fisik yang prima. Berlatih lari seminggu sekali dirasa masih belum cukup untuk menaklukannya. Jika tidak terbiasa serta kondisi fisik bugar, potensi kelelahan bahkan cidera bisa saja akan terjadi.

Hal ini saya alami, pada start awal sampai paling tidak masuk ke 2000 m tidak ada masalah. Setelah itu badan mulai lelah, stamina menurun, nafas sudah mulai terengah-engah. Pada kondisi ini harus mulai bijak, harus mampu memahami kemampuan fisik. Ada dua pilihan, lanjut lari kecil karena dorongan merasa terbiasa serta melihat peserta lain yang masih lari, atau menahan diri dengan berjalan saja mengatur ritme nafas. Jika memaksakan pada kondisi tersebut maka niscaya kelelahan, kram otot, pegal-pegal tidak dapat dihindari. Efek tersebut baru saja reda, baru beberapa hari setelah kegiatan tersebut saya bisa lari lagi. Niat sehat tapi malah sakit hehe…

Untung saja ada penawar dari lelah tersebut, ya sebuah mendali finish yang dapat saya pajang di dinding rumah. Sebuah tanda yang mungkin suatu hari nanti bisa bercerita. Sebagai penyemangat anak-anak saya untuk bisa menambahkan lagi mendali pada dinding itu.

Ya itu pengalaman saya, tidak ada ada penutup pada tulisan ini. Terima kasih IKAT Fakultas Teknik yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, semoga tahun depan lebih meriah lagi.

Teknik Jaya